Lab.Biomolekular Pertama di NTT Resmi Dilaunching, Gub.VBL : “Pemprov.NTT Siap Dukung, NTT Butuh Riset Untuk Maju”

Birokrasi Infrastruktur Kesehatan Regional

KUPANG, TOP News NTT■■ Pasangan gubernur dan wakil gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) dan Josef A.Nae Soi (JNS) kompak hadid pada Launching Laboratorium Biomulekular  yang merupakan hasil kerjasama sama antara Pemprov.NTT, Undana dan Forum Academia NTT (FAN) yang berlangsung pada Jumat, 16 Oktober 2020 di halaman depan Klinik Pratama Undana RS Penyanggah Covid 19 di Kompleks Kamlus Undana Lama Oepura.

Sarpras pendukung di lab.Kesmas Biomlekuler Prov.NTT di RS Undana Penyanggah Covid 19

Kedua sosok fenimenal ini walau datang tidak bersamaan, namun kehadiran keduanya menunjukkan sebuah dukungan luar biasa terhadap Lab Biomolekular hasil kerjasama dan usaha serius anak-anak jenius NTT yang tergabung dalam FAN (Forum Academia NTT) dengan dukungan penuh Undana Kupang dan Pemprov.NTT, yang dimotori oleh dua doktor sekaligus Ketua Tim Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT Fainmarinat S. Inabuy, Ph.D, doktor biomolekuler pertama asal NTT lulusan Washington State University dan Alfredo,Ph.D seorang doktor lulusan Amerika, bersama DR.Alcid dan rekan-rekan labora dari Politami Undana.

Nampak hadir juga Pjs.Bupati Malaka dr.Maserasi Atoupah yang sebelumnya adalah kadis.Kesehatan prov.NTT dan pimpinan skpd se-ntt, Rektor Undana, Fredick Benu, Ketua Sinode GMIT Mery Kolimon, para dokter, para staf khusus Gubernur NTT.

Launching Laboratorium Biomulekuler kesehatan masyarakat NTT berkat  kerja sama pemprov.NTT,  Undana Kupang dan Forum Academia NTT.

Plt.kadis Kesehatan NTT David Mandala dalam laporannya panitianya menjelaskan bahwa dasar ide pendirian lab adalah karena data perkembangan penularan Covid 19 yang kasusnya di NTT dan Kota Kupang makin bertambah.
“Data pernyebaran Covid 19 per-15/10/2020 terdapat 583 kasus yang tersebar di 21 kab/ kota kecualai Sabu Raijua. Jumlah kasus  meninggal 7 pasien, jumlah pasien sembuh 402 odang, dan masih dirawat 173 orang.” Sebut Mandala.

Mobil penjemput sampel

WHO, ungkap Mandala, sudah menentukan standar testing Covid 19  yaitu dengan pemeriksaan 1000 sampel per 1 juta penduduk per-minggu. “Harapannya bisa mencapai 5.400 sampel per minggu dapat diperiksa di NTT. Namun kenyataannya lab di NTT hanya dapat memeriksa kurang lebih 2.000 sample per-minggu di lab PCR  RSUD W.Z.Joehanes Kupang dan tes cepat biomolukuker tercepat yang tersebar di 15 kabupaten kota. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan testing Covid-19 di NTT masih rendah yang disebabkan karena ketimpangan testing yang terjadi, karena ketersediaan sdm dan ketersediaan lab untuk testing corona.” Ujarnya.

Pemerintah pusat dan daerah, sebut Mandala melanjutkan telah berusaha meningkatkan kemampuan testing Covid-19 termasuk di provinsi NTT. Berbagai upaya telah dilaksanakan dalam meningkatkan kemampuan testing di NTT melalui Gugus Tugas Covid 19.
“Yaitu menyediakan ketersediaan lab pemeriksaan Covid 19 di RSUD W.Z.Joehanes Kupang, menempatkan 15 alat tes cepat molekuler  di 15 RS Kabupaten Kota. Melatih sdm kesehatan untuk pemeriksaan Covid, membangun ruangan tekanan negatif, dan mendukung ketersediaan  regen ruang lab dan sdm untuk pemeriksaan covid 19 di provinsi NTT.” Ulasnya.

FAN dan Tim Lab.Kesmas Bimolekular berfoto bersama gubernur NTT

Untuk tingkat kemampuan tes, jelasnha,
“Pemda tidak berjalan sendri, tapi bekerja sama dengan Undana terkait dukungan lahan,  gedung,  dan sdm dengan melibatkan Forum Academia NTT (FAN) yang banyak beri dukungan gagasan dan ide inovatif, tenaga dan aksi nyata dalam pengendalian penyebaran Covid-19. Hasil dari kerja sama ini adalah terbangunnya Lab.Biomolekuler Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT berbasis Komunal dengan harapan dapat melakukan pemeriksaan untuk menghindari kasus positif tanpa gejala lebih banyak dan meningkatkan kemampuan deteksi dini.
Lab Kesmas tidak hanya mampu mendektsi adanya virus Covid 19 tapi juga mampu mendiagnostik adanya penyakit menular dan tidak menular seperti malaria, DBD, TBC dan HIV AIDS di NTT. Selain itu dapat digunakan oleh mahasiswa dan dosen untuk praktek laboratorium dalam rangka pengembangan kapasitas keilmuan bagi mahasiswa kedokteran, keperawatan, kesehatan masyarakat dan analis, dan Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT ” ujar dr.David Mandala.

Sedangkan Ketua Tim Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat, Fainmarinat S. Inabuy, Ph.D, doktor biomolekuler pertama asal NTT lulusan Washington State University sekapur sirihnya  menyatakan bahwa lab molekuler Kesmas Peovinsi NTT  ini hasil kerja sama dengan pemprov NTT, Undana (Politan) dan FAN.
“Dan mengapa dinamakan Kesmas, karena tujuan  di lab ini bukan untuk mendiagnosa dan mengobati penyakit, tapi menjaga  masyarakat tetap sehat melalui upaya survelance berbasis bio molukuler. Artinya menggunakan PCR dengan strategi pencegahan penularan penyakit. Dan dalam agenda dari lab adalah menggunakan Pool Test atau screaning masalah dan secara tepat mendeteksi kelompok mana yang sudah ada dan belum ada terinfeksi.” Tandasnya menjelaskan.

Fima menyebutkan bahwa dengan launching lab.kesmas ini, maka akan menjadi moment bersejarah bagi generasi masa depan NTT bahwa dalam masa pandemi di NTT tercetak sejarah dari Timur Indonesia, NTT ada sekelompok masyarakat dan kelompok anak muda NTT yang gelisah ingin berbuat sesuatu ubtuk NTT dengan keilmuan kami yakni membantu pemerintah mengatasi penyebaran Covid di NTT. Dan kemudian keinginan kami disambut baik oleh pemprov.NTT dan Undana yaitu Undana siapkan tempat di Klinik Pratama ini, pempriv.NTT menyiapkan anggaran untuk mengisi lab ini dengan alat-alat PCR dan Swab dan anak-anak dan masyarakat semua yang berharga untuk kami menyiapkan semua di lab ini untuk membantu pemerintah menjaga masyarakat NTT tetap sehat. Sejak 1 Mei 2020 FAN  mempersiapkan semua sampai kepada launching lab Kesmas ini.

Dijelaskan Fima bahwa Politani dan UPP penjaringan melatih anak-anak muda FAN, dan dokter Alfredo Kono yang rela pulang dari Amerika.
“Ketika kita menguasai ilmu pengetahuan dengan baik, dan hati yang tulus maka akan menghasilkan sesuati hasil riset besar  yang akan bermanfaat baik baik bagi sesama. Ini bukan sesuatu kebetulan, karena dalam masa pandemi NTT dipimpin oleh seorang pemimpin yang mencintai riset karena sebuah daerah tidak akan maju jika tidak ada riset, maka  akan  tumbuh kecambah-kecambah riset di NTT.” Ujar Fima.

Progres lab, lab, Fima jelaskan “lab mulai dikerjakan minggu kedua juli, hingga hari ini  diresmikan, jadi kurang lebih 3 bulan kita sudah mulai sebelum diresmikan dan rekrutmen laboran pada 10 Juli dan  kegiatan lab dimulai pada september 2020. San vakidasi alam otomisasi pooltest dengan menggunakan sample dari RSUD W.Z.Joehanes. Kami akan gunakan saliva untuk melakukan tets dan masih ada beberapa item peralagan yang harus dilengkapi termasuk mesin pengurai limbah. Kami akan lakukan pelatihan laboran untuk membantu kebutuhan laboran diwaktu yang akan datang.

“Rencana skema kerja bersama, agenda awalnya adalah ada kelompin pelaku perjalanan dan tenaga kesehatan awalnya, nanun karena sample di RSUD W.Z.Joehanes yang sudah mencapai 3.000 sample, maka kami harus membantu lebih dahulu kedaruratan sample di rsud yohanes. Maka kita akan bagi tugas dengabn lab W.Z.Joehanes. bagian kami adalah melakukan screaning test kelompok mana yang perlu dan tidak perlu dilakukan test.  Dan hanya kelompok yang positif yang akan ditest lanjutan pcr dan swab. Kami membantu RSUD Yohanes dan jika terinveksi kami kirim untuk tindakan lanjutan ke W.Z.Johanes.” tandasnya.

Sementara Rektor Undana Fredik Benu menjelaskan Lab ini sangat dibutuhkan saat masa pandemi ini. Fredik Benu mengapresiasi dukungan gubernur yang serius sejak awal.saat FAN minta kerja sama dengan kebijakan politik gubernur memberi ruang bagi Klinik dengan naikkan status menjadi RS sehingga menungkinkan pendirian Lab.Kesmas Biomolekuler ini.
” klinik ini belum berstatus RS masih klinik, saat FAN ajukan kerja sama, namun keseriusan seorang gubernur patut diapreasi yang secara langsung mendorong adanya lab kesmas ini. Kekuarkab kep klinik jd rs pwnyaggah covid di ntt walaupub scra dd yure blm berstatus rs dan semuanya mendorong kita melalukan persiapan fasilitas. Dan dengan adanya lab adalah salah satubsyarat klinik naik  status menjadi rs. Dan saya akan berttg jwb untuk percepatan klinik jadi rs Jan 2021 menjadi rs penyanggah W.z joehanes dalam penanganan covid. Kami butuh IPAL dan akan dibangun akhir tahun 2020. Dan kami  akan bertanggung jawab semua fasilititas yang disiapkan oleh psmprpv. dan rs akan bertanggung jawab akan gunakan secara baik demi kebutuhan amsy ntt. Lab.Kesmas Biomolekuler ini berada dibawah RS Undana dengan pimpinan dr.Elizabeth dengan kooddinasi dr.sucipto dengan dukungan semua pihak, FAN laboran, pemprov.NTT dan semua pihK. Dari Timur intuk msndodong kemajuan inovasi dalam bidang pendidikan,  sains, teknology untuk  kemasalahatan banyak orang di NTT.

Gubernur NTT VBL dalam sambutannya menyatakan bahwa provinsi memiliki banyak anak muda NTT berilmu tinggi mau pulang ke NTT  padahal mereka memiliki ilmu dan pekerjaan yang baik karena ilmu mereka seperti DR.Fima dan DR.Alfredo Kono.
“Terima kasih juga kepada Undana Kupang karena hasil riset mereka terutama Sophia, karena menjadikan Sophia menjadi minuman mahal dan sehat karena hasil riset Undana mebuat Sophia naik nilainya.Saya sangat mendukung riset karena dengan riset dunia maju. NTT akan maju karen riset. Tanpa riset NTT maupun wilayah manapun tidak akan maju. Makanya saya sangat mendukung riset. NTT akan maju karena riset maka riset sangat penting.” Ujarnya.

Gubernur bahkan berjanji sebagai pemerintah
akan dukung semua kegiatan riset dengan anggaran. Dan lab harus dibangun dengan melibatkan semua PT si NTT.
“NTT akan punya lab hewan dan tumbuh-tumbuhan untuk hasilkan obat-obat herbal untuk berbagai penyakit seperti hepaitis c, TBC, Malaria dan DBD, dan penyakit-penyakit lainnya. Manusia NTT keras karena alam, maka tumbuhan hewan ada kandungan khusus yang luar biasa yang bisa di teliti dan hasilkan obat untuk menolong orang NTT sehat.” Tandasnya.

“Saya harap lab ini bisa dipakai san seluruh swab san rapid tes gratis. Yang akan lakukan perjalanan keluar daerah harus gratis lewat lab biomolekuler RS Undana ini. WHO sudah tetapkan obat herbal termasuk obat untuk mengobati Covid. Jauh sebelum WHO tetapkan orang NTT sudah pakai, apalagi sekarang ini di NTT sudah ada hasil riset.” Ujarnya.

Harus ada banyak riset di NTT, ujarnya menyemangati,
“Agar banyak obat yang dihasilkan untuk menolong banyak orang di NTT. Gubernur NTT berjanji akan membantu secara keuangan bagi dukungan bagi berjalannya lab biomolekular.”

Diakhir acara dilakukan pemotongan pita pintu lab, dan teleconfrence bersama Menteri Kesehatan dr.Terawan dari Jakarta yang meresmikan lab secara langsung dari Jakarta. ■■ juli br.