Ini penjelasan Kadis Kesehatan NTT terkait Acara Pelantikan Berbuntut Protes Publik di Semau

0

NTT, TOPNewsNTT|| Terkait acara pelantikan Tim Percepatan Akses Kuangan Daerah (TPAKD) NTT yang diselenggarakan Bank NTT di pulau Semau  yang sempat menuai protes keras dari berbagai kalangan baik masyarakat (netizen), ahli dan pengamat hukum, aktifis dan organisasi pemuda dan mahasiswa, berikut pendapat Kadis Kesehatan Provinsi NTT.

DItemui  di ruang kerjanya (Senin, 30/8), dr.Mese Ataupah mengatakan;

“Pertama yaitu Semau adalah zona hijau. Jadi ijin diberikan, dan  kegiatan pasti diawasi oleh satgas. Dan kami dari dinas kesehatan memberikan ijin. Pertam Semau Zona hijau, dan kabupaten Kupang masuk level 3 yang membolehkan  kegiatan perekonomian dan kegiatan lain sehari-hari dapat dilaksanakan tentu dengan batas-batas yang tidak terlalu ketat.” Jelas dr.Mese.

“Yang kedua  dalam perjalanan acara tentu ada yang lupa pakai masker dengan benar, misalnya seperti saya masker dikasi naik turun ke dagu dan hidung, tentu harusnya satgas yang mengingatkan. Tentunya dalam semua proses dan perijinan itu, harus melibatkan satgas. Satgas itu misalnya harus hadir memantau proses kegiatan itu. Apakah kegiatan itu  sudah berjalan sesuai tata tertib dan ketentuan dengan penerapan prokes?  Jadi jika ada satu dua orang yang lakukan pelanggaran prokes  ya satgas kasih ingat, ditegur agar pakai masker. Satgas harusnya berfungsi dalam memastikan penerapan prokes.” Jelasnya.

Apakah ada peringatan bagi peserta acara disana saat tidak laksanakan prokes atau tidak dr.mese tidak bisa pastikan. “Karena itu ranahnya satgas. Dan seharusnya satgas disana masuk mengontrol apakah prokes dilaksanakan atau tidak.” Tegasnya.

“Tapi kan kita kesana juga sudah lewati tahapan yang seharusnya dilaksanakan misalnya pemeriksaan swab antigen dan sudah vaksin. Tapi biasanya rakyat misal pejabat kepala daerah datang ke suatu wilayaj, misalnya presiden, pasti akan undang kerumuman warga. Dan seharusnya satgas masuk dan laksanakan tugas mereka. Itu kan tugas satgas kita tidak bisa masuk ke ranah itu.” Tandasnya.

Di kabupaten Kupang saat ini, terang dr.Mese, sudah diberlakukan PPKM Level 3, walau tidak secara keseluruhan.

“Namun saya lihat kasus Covid disana tidak sampai harus level 3, kalau dilihat datanya harusnya sudah turun level 2 sebenarnya. Kasusnya seperti kota Kupang bilangnya level 4, tapi kalau data yang kita punya kota Kupang sebenarnya level 3.  Bahkan kalau dibersihkan lagi datanya, kota Kupang sudah menuju level 2 seharusnya.” Tandas dr.Mese.

Ia menambahkan bahwa hingga saat ini pihak Dinkes Provinsi NTt masih dilakukan cleansing data dan data dari 22 kabupaten kota, masih ada pendobelan. Tapi jika data dibersihkan lagi maka NTT bisa turun level 3, bahkan 2 dan 1.

“Memang data sudah dibersihkan, dan saat ini sepetti kota Kupang jika turun lagi 100 sudah turun level 2. Seharusnya jika  data sudah dibersihkan seluruhnya, maka NTT sudah turun level 2. Data yang ada menggunakan aplikasi New All Record yaitu data kompilasi atau akumulatif. Jadi data lama masih masuk. Hitungan sekarang akumulatif bukan real.time. Kita di NTT sebenarnya sudah punya aplikasi ssndiri tapi data sangat beda jauh dengan NAR maka kita hentikan dulu aplikasi NTT, dan kita pakai aplikasi NAR.  Kita pakai data yang kemarin-kemarin jika kurang 50 orang saja atau kita pakai data real time, kita bisa evaluasi dan tekan turunkan angka.positi. Jika di semua faskes kasi kurang 1 saja sehari lewat semua upaya yang sudah ada, maka satu minggu lagi kuta Kupang  turun ke level 1. Data Real time adalah sebagai respon seperti kata bapa presiden untuk kerja keras tuntaskan Covid dari NTT. Dengan data real time, kita bisa evaluasi apalah semua aturan dan upaya sudah maksimal dan apa lagi kebijakan yang perlu dilakuakan agar NTT bebas Covid dan PPKM dicabut.” Jelasnya lugas.

Dinkes juga sudah lakukan upaya  vaksinasi demi menekan dan memutus rantai penularan Covid di NTT. Yang hingga saat ini menurutnya di kota Kuoang sudah terbaik karena sudah mencapai 56% (193.079. Orang). Sedangkan NTT baru 18% lebih dan sampai Desember harusnya 70%.

“Kota Kupang sudah terbaiklah untuk NTT dalam pelaksanaan vaksinasi. Makanya saya heran kenapa masih PPKM level 4, harusnya kalau datanya real time maka sudah bisa level 3 atau dua.” Ujarnya heran.

Sedangkan di wilayah lain dengan vaksinasi tahap 1 terendah adalah Sabu Raijua, Mangarai Timur dan Ngada yang  masih dibawah 10 persen.

“Sekali lagi saya mau katakan, kegiatan di Semau  melanggar Prokes atau tidak saya tidak bisa bilang iti ranahnya Satgas. Tapi kami ijinkan karena sebelum kegiatan semua peserta  sudah divaksin dan diswab. Dan pulau Semau zona hijau.” Tandasnya akhiri wawancara.|| juli br

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *