PKW Tata Kecantikan Rambut 2021 Putria Salon ditutup, 5 Salon Terbentuk

Birokrasi Edukasi nonformal Regional UMKM

KUPANG, TOPNewsNTT|| PKW Tata Kecantikan Rambut yang diselenggarakan oleh PKW PUTRIA SALON di tutup Senin, 18/10 dengan terbentuknya 5 salon rintisan.

Penutupan dihadiri oleh Kepala Bidang BP PAUD dan PNF Kota Kupang. Ibu Ros Dethan.SE dan Kasie.Kelembagaan Dispend.Kota Kupang Dicky Mesakh.

Foto bersama usai penutupan PKW Tata Kecantikan Rambut.

Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) TA 2021 ini diikuti oleh 20 peserta dengan jenis pelatihan  Tata Kecantikan Rambut dengan durasi 150 jam berhasil membentuk 5 salon rintisan dengan 4 orang peserta yang tersebar di Atamabua, Babau, Naikoten 2, Bakunase dan TDM.

Kelima kelompok dibekali juga dengan semua sarana prasarana salon. PKW tahun anggaran 2021 ini didanai oleh Dirjen Pendidikan Vokasi dengan pagu anggaran Rp80 juta, dengan biaya per peserta Rp4 juta.

Ketua Lembaga PKW Putria Salon A.Maritje Pah,SH. S.Pd kepada media menyatakan peserta kursus PKW (Pendidikan Kecakapan Wirausaha) dengan Jenis Kursus Tata Kecantikan Rambut berkat kerjasama antara Putria Salon dengan Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud.RI tahun 2021.

“Untuk program PKW Tata Kecantikan Rambut ini peserta kita rekrut mengikuti kursus selama 150 jam sejak 24 Agustus dan berakhir 8 Oktober, lalu mereka lanjutkan dengan magang dari  8-17 Oktober 2021 dan hari ini kita tutup. Kita tutup setelah para peserta ikut magang di salon-salon agar mereka belajar bagaimana cara berwirausaha yang baik, dan suka dukanya apa. Jadi mereka bisa belajar bagaimana pada saat buka rintisan kerja mereka bisa jalankan dengan baik. Kita bagi mereka dalam 5 kelompok dengan 4 orang per kelompok membuat salon di wilayah mereka masing-masing. “ujar Itje.

Kelompok rintisan kerja tersebut, menurut Itje berbentuk 5 Salon beranggotakan 4 peserta,  dan mereka  diberikan modal kerja berupa peralatan salon seperti wash bak cuci rambut, stimer, hair dryer, catok, ber air, obat-obat, troli, cermin, alat pelurus rambut, alat  creambath, baha pewarnaan, high nigth, dan conditioner kira siapkan untuk per kelompok (salon).

Dan kita yang kami awasi selama 3 bulan perkembangan mereka. Tempat usaha kita bauar kos-kosan Rp500/bulan dan setelah itu mereka akan jalankan sendiri.

Ke-5 Salon itu antara lain Salon Srikandi di Naikoten 2, Salon Syahrini di Babau, Beauty Salon di Atambua, Salon Queen di TDM, dan Salon Delima di Bakunase.

Harapannya, dengan ilmu yang diperoleh mereka bisa dipraktekkan di salon tersebut dengan pengawasan selama 3 bulan, dan selanjutnya mereka bisa kembangkan sendiri demi menopang kehidupan ekonomi mereka masing-masing dan ikut menurunkan angka kemiskinan di NTT.

Menurut Itje selama kursus peserta cukup berkembang, dengan bukti mereka sudah bisa menghias dan merawat diri mereka sendiri.

Untuk akses permodalan PKW Putria Salon bekerja sama dengan perbankkan dan TLM dalam bentuk pinjaman KUR.

Ia juga mengatakan selama 150 jam kursus, 75% ilmu dapat diserap oleh peserta,  dan untuk pengembangan usaha ke depan, masing-masing salon sudah membuat akun media sosial.

Harapannya sebagai pemilik Lembaga PKW bahwa NTT luas dan pandemi sudah menimbulkan masalah ekonomi sehingga ia berharap agar masyarakat luas dapat melihat usaha ini sebagai sebuah prluang. Paling tidak dengan ilmu dan peralatan tata kecantikan rambut orang sudah mudah peroleh penghasilan. Bisa dengan uang maupun barang makanan misalnya.

Kepada pemerintah Itje berharap jangan lihat hanya sebatas 20 orang ini kenapa tidak dibantu lebih banyak lagi. Yang berminat banyak tapi kuota terbatas. Jika kemarin ibu wakil presiden sudah membuka PKW Tenun Ikat dengan dana mikyaran rupiah, kenapa pelatihan seperti ini tidak bisa dapat dana lebih? Semoga kedepan pemerintaj bisa menambah dana untuk pelatihan seperti ini.

Sementara Kepala Bidang BP PAUD dan PNF Kota Kupang. Ibu Ros Dethan.SE kepada media mengatakan kegiatan yang dilaksanakan oleh PkW Putria Salon sampai penutupan mereka menguasai ilmu yang diberikan dengan bukti mereka sudah alami peningkatan. Sudah bisa make up diri sendiri, dan mandiri..

“Karena tujuan akhir mereka bisa wira usaha. Skill mereka bertambah dna siap di praktekkan dan kompeten serta siap berwirausaha.” Ujarnya mengapresiasi.

Penutupan PKW Tata Kecantikan Rambut ditandai dengan pelepasan kartu tanda pengenal oleh Dicky Mesakh dan penyerahan peralatan salon kepada 5 kelompok salon oleh Kepala Bidang BP PAUD dan PNF Kota Kupang. Ibu Ros Dethan.SE || juli br