NTT kembali alami inflasi sebesar 0,07% pada April 2020

Regional Statistik dan ekonomi

NTT, TOP News NTT ■■ Berdasarkn rilis IHK April.2020 yang diriilis pada 4 Mei 2020, Nusa Tenggara Timur mengalami Inflasi sebesar 0,07 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 103,79. Kota Kupang mengalami Inflasi sebesar 0,19 persen, Kota Maumere mengalami Deflasi sebesar 0,06 persen, dan KotaWaingapu mengalami Deflasi sebesar 0,80 persen.

Inflasi April 2020 di Nusa Tenggara Timur terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada 5 dari 11 kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga terbesar adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang naik sebesar 1,25 persen.

Pada April 2020, dari 90 kota sampel IHK Nasional, 39 kota mengalami inflasi dan 51 kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi terjadi di Kota Bau-Bau sebesar 0,88 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Cirebon sebesar 0,02 persen.

Sedangkan deflasi terbesar terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 0,92 persen dan deflasi terendah terjadi di kota Semarang sebesar 0,02 persen.

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan  untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah  perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga.

Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Perkembangan Harga Barang dan Jasa di Nusa Tenggara Timur pada April 2020 mengalami Inflasi sebesar 0,07 persen atau terjadi  kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,71 pada Bulan Maret 2020 menjadi 103,79 pada bulan  April 2020. Inflasi ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga pada 5 dari 11 kelompok pengeluaran.

Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga terbesar adalah kelompok  perawatan pribadi dan jasa lainnya yang naik sebesar 1,25 persen, diikuti oleh naiknya indeks harga  kelompok kesehatan sebesar 0,41 persen.

Pada bulan April 2020 Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami Inflasi sebesar 0,07 persen, searah dengan yang terjadi pada tahun sebelumnya yaitu bulan April 2019 dimana Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami Inflasi sebesar 0,51 persen. Inflasi April 2020 lebih rendah dibandingkan dengan Inflasi April 2019.

Menurut kelompok pengeluaran, pemberi andil terbesar dalam pembentukan Inflasi di Nusa Tenggara Timur bulan April 2020 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 0,11 persen. Sedangkan komponen bahan makanan memberikan andil sebesar 0,04 persen dalam pembentukan Inflasi Nusa Tenggara Timur.

Berdasarkan hasil penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), pada bulan April 2020, Kota Kupang mengalami Inflasi sebesar 0,19 persen, atau terjadi kenaikan IHK dari 103,51 pada bulan Maret 2020 menjadi 103,71 pada April 2020.

Inflasi April 2020 didorong oleh kenaikan indeks harga pada 5 dari 11 kelompok pengeluaran, dimana kenaikan indeks terbesar terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,31 persen diikuti oleh kenaikan indeks harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,78 persen.

Searah dengan tahun sebelumnya April 2019 dimana Kota Kupang mengalami Inflasi sebesar 0,58 persen, pada April 2020 ini Kota Kupang mengalami Inflasi yang lebih kecil yakni sebesar 0,19persen.

Kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar dalam pembentukan Inflasi Kota Kupang bulan April 2020 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 0,25 persen. Beberapa komoditas utama yang menyumbang andil inflasi di Kota Kupang April 2020 antara lain naiknya harga ikan kembung, gula pasir, emas perhiasan, kangkung, bayam, ikan ekor kuning, papaya muda, buncis, bawang putih, dan shampo. Sedangkan komoditas utama yang menghambat inflasi Kota Kupang antara lain turunnya biaya pulsa ponsel, wortel, angkutan udara, tomat, kentang, sawi hijau, ikan tongkol, apel, cabai rawit, dan bawang merah.

Berdasarkan hasil penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), pada bulan April 2020, Kota Maumere mengalami Deflasi sebesar 0,06 persen, atau terjadi penurunan IHK dari 103,42 pada bulan Maret 2020 menjadi 103,36 pada April 2020.

Pemicu Deflasi bulan April 2020 di Kota Maumere adalah karena penurunan indeks harga pada 4 dari 11 kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga terbesar adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -2,04 persen diikuti oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar -0,20 persen.

Searah dengan kondisi bulan April 2019 dimana Kota Maumere mengalami Deflasi sebesar 0,04 persen, pada April 2020 ini Kota Maumere mengalami Deflasi yaitu sebesar 0,06 persen.

Kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar dalam pembentukan Deflasi Kota Maumere bulan April 2020 adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan andil sebesar -0,10 persen. Beberapa komoditas utama yang menyumbang andil deflasi di Kota Maumere pada April 2020 antara lain turunnya harga tomat, biaya pulsa ponsel, ikan tuna, kangkung, bayam, ikan selar, cabai merah, ikan tongkol, ikan asin teri, dan bawang putih. Sedangkan komoditas utama yang menghambat deflasi antara lain naiknya harga sawi hijau, ikan laying, gula pasir, daging ayam ras, daun singkong, emas perhiasan, sabun mandi, angkutan udara, bawang merah, dan tauge/kecambah.

Berdasarkan hasil penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), pada bulan April 2020, Kota Waingapu mengalami Deflasi sebesar 0,80 persen, atau terjadi penurunan IHK dari 105,80 pada bulan Maret 2020 menjadi 104,95 pada April 2020.

Pemicu Deflasi bulan April 2020 di Kota Waingapu adalah karena penurunan indeks harga pada 2 dari 11 kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga terbesar yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,99 persen diikuti oleh kelompok kesehatan sebesar 0,04 persen.

Kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar dalam pembentukan Deflasi Kota Waingapu bulan April 2020 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar -0,87 persen. Beberapa komoditas utama yang menyumbang andil deflasi di Kota Waingapu pada April 2020 antara lain turunnya harga sawi hijau, ikan kembung, ikan tongkol, daging ayam ras, tomat, daunsingkong, terong, bawang putih, labu siam, dan buah pinang.

Sedangkan komoditas utama yang menghambat deflasi antara lain naiknya harga cabai rawit, ikan bubara, gula pasir, ikang tembang, kacang panjang, emas perhiasan, kangkung, ayam hidup, sabun mandi, dan shampo.

Dari 28 kota sampel IHK Nasional di Kawasan Timur Indonesia pada bulan April 2020 ini 17 kota mengalami inflasi dan 11 kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi terjadi di Kota Bau-Bau sebesar 0,88 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Ternate sebesar 0,12 persen.

Sedangkan deflasi terbesar terjadi di Kota Waingapu sebesar 0,80 persen dan deflasi terendah terjadi

di kota Kendari sebesar 0,05 persen.

Dari 90 kota sampel IHK Nasional pada bulan April 2020 sebanyak 39 kota mengalami inflasi dan 51 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bau-Bau sebesar 0,88 persen dan terendah terjadi di Kota Cirebon dengan inflasi sebesar 0,02 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 0,92 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Semarang sebesar 0,02 persen.■■ juli br