Membangun Pulau Sumba Dengan Energi Terbarukan Berkelanjutan

Daerah Infrastruktur

NTT, Topnewsntt.com., Hivos bekerja sama dengan Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) selenggarakan event Sumba Iconic Island Learning Eveny untuk program Pulau Ikonik Sumba atau Sumba Iconic Island (SII)  sebuah diskusi yang melibatkan Pemkab Sumba Timur, dan pimpinan SKPD dan stake holder. Kegiatan ini digelar di Hotel Aston pada Selasa, 27/11/2018.

Program Pulau Ikonik Sumba atau Sumba Iconic Island (SII) ya g diinisiasi sejak 2010 oleh Hivos bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Program ini bertujuan untuk menyediakan akses energi yang dapat diandalkan dan terjagkau bagi masyarakat Sumba, dengan target terwujudnya ketersediaan energi yang berasal dari energi terbarukan sebesar 100% pada 2025. Program ini diharapkan dapat mendorong perekonomian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumba yang berkeadilan gender, serta dapat dijadikan sebagai contoh dalam pengembangan energi terbarukan di wilaah lainnya, baik di Indonesia maupun di dunia.

Sumba Iconic Island diadopsi sebagai  proyek pemerintah dibawah Keputusan Menteri No.3051/K/MEM/2015, mengedepankan pendekatan kolaborasi multi pemangku kepentingan yang terdiri dari pemerintah, sektor swasta, fan organisasi masyarakat sipil bekerja sama untuk mencapai tujuan proyek ini.

Sejak diinisiasi pada tahun 2010, program Sumba Iconic Island telah menunjukkan kemajuan pada pencapaian target. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), Tida Mulyana, dalan paparannya pada pembukaan acara Sumba Iconic Island Event di Kupang, NTT, Selasa, 27/11 menyampaikan “Rasio elektrifikasi Pulau Sumba telah meningkat signifikan dari 25,5% pada tahun 2010 menjadi 50,9% pads 2018. Kontribusi energi terbarukan juga telah mulai mengambil peranan pada bauran energi Pulau Sumba yang telah mencapai 20,9% atau sebesar 9,3 MW, dibandingkan dengan kondisi pada 2010 dimana kontribusi energi terbarukan pada pemenuhan kebutuhan energi di Pulau Sumba lebih kecil dari 1 MW.

Pemilihan Pulau Sumba didasarkan pada hasil penelitian dan kajian-kajian yang menunjukkan bahwa Sumba memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar. Air, surya, angin, biomassa, dan biogas merupakan sumber energi yang telah didentifikasi, tapi belum termanfaatkan secara maksimal.
“Pada tahun 2017, Hivos dianugerahi 1,4 jura Euro oleh Kementerian Luar Negeri Belanda yang memungkinkan Hivos untuk meningkatkab akses energi terbarukan secara lebih cepat dengan mereplikadi pendekatan-pendekatan dan model bisnis yang telah sukses dikembangkan di bawah program Sumba Iconic Island,” jelas Biranchi Upadhyaya, Direktur Hivos Southheast Asia, pada pembukaan acara SII Learning Event.

Sumba Iconic Learning Event dilaksanakan untuk menyebarluaskan praktik-praktik terbaik selama pelaksabaab program dimana mempertemukan para pemangku kepentingan sektor energi terbarukan, seperti pembuat kebijakan dengan mempertemukab para pemangku kepentingan sektor energi terbarukan, seperti pembuat kebijakan, sektor swasta, organisasi, akademisi, dan pemangku kepentingan  terkait lainnya.

Gubernur NTT Viktor B.Laiskodat berikan yang membuka kegiatan ini dalam sambutan singkatnya memberi apresiasi atas HIVOS dan Kementerian ESDM yang sudah gelar kegiatan ini. Dan Viktor himbau kerja sama pemangku kepentingan di sektor energi energi terbarukan khususnya di NTT. Dengan kerja sama iti diharapkan bisa peroleh pemahaman yang lebih baik mengenai peluang dan tantangan dalam berinvestasi dan menerapkan energi terbarukan skala kecil didaerah pedesaan, termasuk strategi tentang cara mengembangkan kapasitas masyarakat secara efektif dan komprehensif untuk menerapkab inklusifitas gender dalam sektor energi terbarukan skala kecil.” Ujar Gubernur.

Pengembangan energi terbarukan di Pulau Sumba oleh HIVOS yaitu Instalansi Panrl Surya di 35 Skolah di empat kabupaten, 44 kios energi terbarukan di tiga kabupatrn, dan isntalansi panel surya untuk sarana penggilingan bahan pangan pokok di empat kabupaten, dan mendistribusikan sebanyak 7.477 lampu surya. Dan membawa dampak secara sosial dan ekonomi masyarakat Sumba. Kualitas hidup dari 8.085 rumah tangga  masyarakat Sumba sangat berubah dengan energi terbarukan ini. Dengan adanya penerangan pada malam hari maka mampu tingkatkan pendapatan rumah tangga di malam hari melalui kegiatan produktif dari kerajinan tradisional bagi perempuan seperti membuat anyan dan kain tenun. Demikian juga lehadiran mesin giling jagung dan beras bertenaga surya serta kios energi yang tingkatkan peluang masyarakat untuk penyediaan layanan di wilayah pedesaan. Penyewaan lampu surya, pengisian ulang daya  lenyera surya, telepon selular dan menggiling beras dan jagungbdengan harga terjangkau.

Dibawah program Sumba Iconic Island, pengarus utamaan gender dengan pendekatan rumah tangga merupakan strategi yang dilakukan agar pemggunaan dan penyebaran energi terbarukan secara merata dapat dieasakan semua masyarakat, terutama dalam memperbaiki kondisi perempuan sebagai penerima manfaat program. HIVOS sudah laksanakan berbagai kegiatan pelatihan bagi masyarakat dengan menggunakan metodologi Gender Acktion Learning System (GALS) untuk pemberdayaan yang inklusif  gender dan sosial serta didukung dengan pembentukan Gender Focal Point (GFP), sebagai fasilitator yang tersebar di Pulau Sumba.

Pembelajaran lain dari SII lainnya adalah pentingnya pelibatan pemangku kepentingan yang lebih luas dari pemerintah untuk peningkatan yang lebih luas dari pemerintah untuk peningkatan layanan energi di daerah pedesaan secara berkelanjutan. Kemitraan dengan sektor swasta dapat menjado salah satu upaya untuk melengkapi dan mengatasi kendala anggaran pemerintah dalam memperluas akses ke layanan energi, terutama bagi masyarakat tidak mampu. Selain itu kolaborasi dengan institusi pendidikan atau akademisi dirasa penting, tidak hanya untuk memberikan bantuan teknis kepada instansi pemerintah, namun juga pelibatannta dalam berpartisipasi dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas masyarakat.

Dalam kegiatan ini hadir home industri dari teknologi energi terbarukan (EBT) dari Sumba Timur, Sumba  Barat dan Sumba Barat Daya.**))juli br

**)) juli br