Laiskodat : Musik Harus Dimaknai Sebagai Sebuah Pesan

Birokrasi Edukasi nonformal Entertainmen

NTT, TOP News NTT ■■ Bernyanyi dan bermusik adalah sebuah pesan. Oleh karena itu, pesan yang akan yang disampaikan kepada orang lain harus dengan penuh keindahan, menjiwai dan relaks.

Hal ini disampaikan oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat saat bertatap muka dengan pengurus Rumah Musik Siloam (RMS) Kupang di Ruang Kerjanya, Rabu 17/06/2020.

Menurut Gubernur, untuk sampai ke tahap ini dibutuhkan latihan secara terus menerus, berolahraga untuk melatih pernapasan, harus convidence, optimis serta percaya diri.
“Jika hal ini diterapkan secara baik, maka ke depan RMS akan mengorbitkan generasi yang mampu bersaing di level Internasional, karena karakter mereka sudah dibentuk secara kuat,” kata Viktor.

Orang nomor satu di NTT ini lanjutkan, Penyanyi andal tidak hanya perform di studio atau di sanggar saja. Jarus sering tampil di depan umum. Di Gereja, di pinggiran jalan, di Restoran. Hal ini untuk dapat melatih mental serta meningkatkan rasa percaya diri anak-anak. Karakter mereka harus dibentuk sejak dini.
“Coba lihat penyanyi dan pemain musik hebat di luar negeri saat ini, hampir semuanya datang dari jalanan dan Gereja,” sambung Viktor.

Dengan pariwisata sebagai roda penggerak pembangunan di NTT, maka NTT akan kedatangan banyak wisatawan untuk melihat keindahan alam NTT. Di sinilah momen untuk menunjukan kepada dunia luar, bahwa anak-anak NTT juga memiliki jiwa dan karakter yang kuat dalam bidang seni.

Di akhir pertemuan ini, gubernur memberikan apresiasi kepada RMS Kupang yang akan berulang tahun ke 4 pada 19 Juni 2020 mendatang.
“Sebagai gubernur, saya memberikan apresiasi karena sudah mampu menciptakan generasi NTT yang mampu berkarya di level nasional. Jangan hanya berkarya untuk sementara waktu. Harus tetap berjalan untuk melahirkan generasi muda yang mampu mengharumkan nama orangtua, masyarakat NTT dan juga Bangsa kita,” pesan Laiskodat.

Sementata Plt Kepala Biro Umum Setda NTT, George Hadjo menambahkan, RMS diberi target dua tahun untuk mewujudkan mimpi besar tersebut.

George menyampaikan sejumlah strategi untuk mencapai target tersebut. Menurutnya, RMS harus menjadi tempat pengembangan multi talenta anak-anak NTT. Khusus di bidang musik. Perlu target agar ada upaya dengan kerja keras. Karena tanpa proses pendenderitaan, sedikit yang berhasil.
“Kita mau banyak yang berhasil. Kalau Tuhan Yesus bisa menggarami dunia dengan hanya 12 murid, Rumah Musik Siloam yang sudah memiliki 200 orang lebih, maka bukan hanya Indonesia, tapi dunia pun dia bisa takhlukan,” tantang George.

Dia katakan, anak-anak NTT dikaruniai talenta yang luar biasa di bidang seni musik.

Namun media dan tempat untuk menempa mereka, belum memadai. Sehingga George berharap RMS harus bisa menerjemahkan pikiran-pikiran gubernur yang memberikan kesempatan kepada mereka.
“Siapkan penyanyi untuk menyanyi dari rumah makan, restoran, cafe, hotel dengan spesifikasi musik apa saja yang bisa ditampilkan. Mulai dari musik moderen sampai tradisional atau gabungannya,” sambung dia.

Para penyanyi pun harus menggunakan identitas RMS. Agar orang tahu bahwa mereka adalah hasil didikan dari RMS. Mulai dari baju kaos atau selempang berupa tenun ikat dan lainnya yang berlambang RMS. Sekaligus sebagai media promosi.

Untuk mencapai itu, harus perbanyak kompetisi. Sampai ke nasional. Dan kompetisi yang banyak itu di tingkat pelajar. “Gubernur ingin agar yang kita persiapkan itu mulai dari PAUD, TK, SD dan SMP. Kita kancing di situ. Maka itu yang ditempa terus menerus. Perbanyak lomba,” tambahnya.

Dengan metoda rersebut, ketika mereka sudah di bangku SMA, dia sudah menguasai banyak hal. Mulai dari teknik suara, penguasaan panggung dan penguasaan emosional juga mantap. “Bila perlu setiap bulan atau setiap minggu sekali. Bikin lomba. Untuk mengasah mereka,” jelas George.

Langkah-langkah ini adalah bagian dari proses. Karena proses tidak akan menghianati hasil. Contohnya, keberhasilan gubernur NTT saat ini adalah sebuah proses yang panjang.

Sehingga dia ingin anak-anak NTT harus melalui proses, sehingga tahu penderitaan. “Karena sukses yang besar dilalui dengan penderitaan yang besar juga. Tetapi dengan cara-cara yang bermartabat,” tutup dia.■■ juli br

Sumber :  Siaran Pers Biro Humas dan Protokol NTT

Penulis : Sam Babys/Staf