Kunker ke Belu, Ketua TP PKK NTT Ajak Berantas Stunting

Daerah PKK & DEKRANASDA

ATAMBUA,TOPNewsNTT||Ketua TP PKK Provinsi NTT Julie Sutrisno Laiskodat mengajak semua pihak untuk bersama menyumbang tenaga, pikiran dan fasilitas guna memberantas stunting di kabupaten Belu.

Hal ini disampaikan Bunda Julie saat diskusi dalam rangka Kunjungan Kerjanya, bersama Ketua dan Wakil Ketua TP PKK kabupaten Belu Dra.Freni Indriani Yanuarika dan Rinawati Br Perangin Angin, SE.MM, Pjs.Sekda Belu Frans Manafe,S.Ip, serta pimpinan OPD terkait, bertempat di Rujab Bupati Belu, (Kamis, 37/5).

Pada kesempatan diskusi tersebut, Bunda Julie sebagai ketua TP PKK Provinsi NTT menyentil NTT yang masih meruoakan provinsi dengan angka stunting tertinggi di Indonesia, sehingga ia menyatakan perlu adanya andil PKK dalam memberantas stunting,

“PKK harus ingat baik-baik, untuk punya sumbangsih pikiran, tenaga, dan fasilitas untuk berantas stunting dan juga gizi buruk yang notabene kita juara satu terburuk se-Indonesia.” Kata Bunda Julie awali diskusi.

Selanjutnya Bunda Julie mengingatkan fakat betapa kayanya NTT akan SDA, budaya, tapi masih miskin SDM yang bisa dilihat dari angka stunting dan gizi buruk yang masih sangat tinggi.

“Sehingga kita sebagai PKK harus punya andil dalam memberantas dua hal penting ini. Tapi untuk kabupaten Belu bagus karena mengalami penurunan, angka Stunting dan gizi buruk.” Ujarnya memuji.

Bunda Julie mengungkapkan sebagai ketua TP PKK NTT ia memiliki program Inovasi Desa Model disetiap kabupaten kota yang sudah dicetuskanya sejak 2019.

“Hingga 2021 ini sudah ada 44 Desa Model di seluruh NTT. Saya juga memberi PMT asupan sarapan wajib anak PAUD dan SD di setiap Desa Model.  Laporannya selalu dipantau, dan aturan gizinya dipikirkan oleh ahli gizi setempat, dan yang masak juga adalah kelmpok PKK. Jadi lewat program PMT, bukan anak-anak saja sehat, tapi ibu-ibu PKK juga sejahtera. ” Ungkapnya bangga.

Ia mengingatkan bahwa untuk memberantas stunting tidak cukup dengan program 100 hari pertama kehidupan. Sehingga perlu ada perhatian lebih dengan memberikan asupan makanan tambahan, seperti sarapan bersama yang diperhatikan gizinya.

Ia mengajak semua peserta untuk mengkonsumsi kelor untuk memberantas stunting, karena kaya kandungan gizi.

“Satu mangkuk kelor setara dengan 17 mangkuk susu. Dan itu sudah terbukti. Tugas PKK tolong sosialisasi di setiap desa dan seluruh kecamatan dan dianggarkan untuk bibitnya. Setiap KK paling tidak menanam lima pohon untuk ketahanan pangan dan gizi keluarga.” Anjurnya.

Terkait manfaat kelor, Bunda Julie ungkapkan kedepannya lewat Dekranasda, akan difasilitasi kelompok milenial dan ibu-ibu PKK untuk mengolah dau kelor menjadi sesuatu yang menghasilkan uang, sehingga anak-anak sehat dan kesejahteraan keluarga juga didapat,

“Dari kelor, nanti kelompok yang akan mengolah menjadi keripik kelor, coklat kelor, kopi kelor, sabun kelor. Dan kami Dekranasda yang akan fasilitsi barang-barangnya. Yang penting kami tahu potensi di masing-masing desa itu apa, dan kelompoknya apa. Didalam kelompok itu wajib  harus ada kelompok mileniealnya, supaya kita kunci mereka untuk tidak ke luar negeri lagi.” Pungkasnya bersemangat.

Diakhir diskusi, Bunda Julie mengungkapkan harapnnya agar PKK di kabupaten Belu, kecamatan dan desa serta dinas terkait dapat menjadi perpanjangan tangan pemerintah provinsi.

“Saya tidak sempta lagi untuk pergi keliling 12 kecamatan, cari desa-desa lagi untuk gali potensi. Kalianlah menjadi perpanjangan tangan kami.” Serunya mengingatkan.

Menanggapi hal tersebut, penjabat Sekda Belu Frans Manafe,S.Ip, sampaikan apresiasi dan terima kasih atas kunjungan kerja ke Pemkab.Belu,

“Ini kesekian kalinya ibu datang ke kabupaten Belu dan ini tunjukkan perhatian ibu kepada kami. Itu pertanda ibu sangat memperhatikan   kami dari dulu sampai sekarang. Selalu membawa suasana baru dan pencerahan untuk kami. Kami sangat mendukung inovasi-inovasi dari PKK dan Dekranasda tentunya demi kemajuan daerah ini.” Ujarnya.

Ia juga menyampaikan secara terbuka mekanisme penyusunan program kerja pada pemerintahan yang mana harus disebutnya   merumuskan program dan kegiatan, pemerintah dan OPD terkait harus duduk bersama, sehingga ada kolaborasi dan integrasi antara program Pemda dan program PKK dan Dekranasda kabupaten Belu.|| juli br