Kepala BPS Provinsi NTT, Matamira Bengu Kale,S.Si.,M.Si : “Jika Tuhan yang memilih, Pasti Bisa dikerjakan”

Birokrasi Profil Statistik

**Kepala Badan Pusat Statistik provinsi NTT  yang baru lantik pada 3 Juni 2022 di Jakarta, Matamira Bengu Kale,S.Si,M.Si, dan baru 3 hari bertugas ternyata adalah anak asli NTT dari Kabupaten Sabu Raijua.

Perempuan sederhana yang biasa disapa bu Mira ini, merupakan staf BPS NTT sejak 1991 sempat menduduki beberapa jabatan penting semisal kepala Bidang IPDS dan bahkan Kepala BPS kabupaten Kupang.

Untuk mengenal anak asli NTT pertama yang dipercaya Tuhan menduduki jabatan Kepala Di Instansi Vertikal BPS NTT ini, media menemuinya di ruang kerjanya pada Rabu, 7 Juni 2022 silam.

Kepada media, lulusan sekolah ikatan dinas Ilmu Statistik (AIS) 1991 ini menyambut raman dan memperkenalkan dirinya,

“Nama saya Matamira Benggu Kale,S.Si.,M.Si. tapi kalau dihafal semua mungkin terlalu panjang, jadi kalau namanya agak sulit mungkin dipanggil yang ringkas ibu Miira Kale.” Sapanya memulai bincang-bincang kami.

“Jadi saya kerja di BPS provinsi ini ini sejak tahun 1991 setelah tamat dari sekolah ikatan dinas yang namanya Akademi Ilmu Statistik (AIS) di Jakarta.” Ulasnya terkait awali karir di BPS NTT.

Jadi waktu itu perjalanan ke sana (BPS),  itu kami tes di Kupang dulu.  waktu itu tes di BPS setelah tamat AIS itu hanya menemani teman untuk lamar, jadi tiba-tiba hasilnya tidak mengharapkan untuk lulus karena saya sudah lulus PMDK di Undana di Fakultas Pertanian. Jadi sudah ospek sudah mulai kuliah terus ada pengumuman saya diterima di AIS.  Nah kebetulan orang tua mendukung, jadi saya masuk AIS. Karena AIS sekolah ikatan dinas, setelah tamat langsung penempatan di Kupang provinsi NTT dari awal.” Ungkapnya lembut disertai senyum ramah mengenang awal ia berkarir di BPS NTT.

“Terus saya di BPS NTT masuk di bidang sosial jadi itu urus data-data sosial dan kependudukan dan lain-lain yang terkait dengan statistik sosial , Tenaga kerjaan, pendidikan, kriminal, urusannya di situ semua.” Lanjutnya.

“Terus sesudah itu karena kami ini dari D3 kan golongannya hanya golongan 2B, ya nanti tahun berapa gitu Baru dia ada D4.

Tahun 2000 dirinya masuk ke eselon 4  di bidang statistik sosial. Ia berkeinginan melanjutkan ke S1 ilmu sttaistik tapi tahun 2000 masih sulit di Kupang belum ada jurusan yang cocok,  dan jika ingin izin belajar harus tunggu kesempatan tugas belajar, tapi giliran tiba saat ia harus tugas belajar, karen resesi ekonomi malahan aturan tugas belajar ditiadakan. Sehingga ia mengambil kesempatan yang diberikan BPS  untuk belajar di dari UT.

Setelah S1 dapat lagi kesempatan ikut program S2  di ITS di Surabaya, selesai tahun 2008 dan pada tahun 2011 baru dipromosikan ke eselon dan diangkat menjadi kepala BPS Kabupaten Kupang (2011-2013).

“Tahun 2013 kembali  ke provinsi sebagai Kepala Bidang IPDS yang urus pengolahan data. Kerjanya dari pagi dari pagi sampai pagi besok ya kalau misalnya saya sudah kerjaannya banyak di situ kalau lagi kerjaannya banyak begadang- begadang. Dibidang ini ada aturannya tidak boleh terlalu lama di satu tempat, jadi di-rolling lagi menjadi Kepala Bidang neraca wilayah dan analisis statistik.” Pungkasnya.

Tahun 2017 ada open biding  untuk posisi kepala BPS provinsi,

“Kebetulan yang dibukakan untuk provinsi NTT salah satunya. Selama ini kepala BPS NTT kan hssil mutasi dari provinsi lain,  sekarNg open biding nM provinsi  tidak disebutkan. Kita ikut open biding yang lolos baru ditempatkan di seluruh Indonesia. San tHun 2022 ada  teman juga dari provinsi lain yang daftar untuk posisi kepala BPS NTT. Kalau tidak salah ada 24 orang yang daftar.” Ujarnya.

Dalam open biding, lanjut bu Mira, ada beberapa tahapannya yang harus dilalui peserta, yakni  seleksi administrasi atau berkas persyaratan-persyaratan,  pembuatan makalah,  presentasi dan wawancara dengan pasnel, dan assesment di Mabes Jakarta sudah assesment dan terpilih  3 besar, jadi seperti sistem langsung gugur disetiap tahapan seleksi.

“Jadi sesudah makalah muncullah 6 besar di masing-masing provinsi. Dan setelah assesment muncul 3 besar. Dan 3 besar itu diwawancara langsung oleh kepala BPS RI. Saya salah satu dari 3 besar untuk NTT  bersama teman dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.” Jelasnya lagi.

“Jadi open biding adalah seleksi skala nasional, peserta yang ikut dari seluruh Indonesia untuk 7 jabatan esalon 2 di BPS seluruh NTT. Dan dari NTT Open biding untuk posisi kepala BPS NTT dan saya satu-satunya yang ikut dari NTT untuk jabatan kepala BPS NTT.” Tambahnya.

Untuk diketahui, adapun 7 posisi jabatan eselon 2 yang diperbutkan di open biding 2022 BPS RI  yakni : 4 kepala BPS ada 4, dan yang 3 direktur di BPS RI.

Jabatan kepala BPS provinsi yang diikutkan dalam open biding yakni Aceh, NTT, Bangka Belitung dan Kalimantan Timur.

“Saat ikut seleksi, saya pasrah pada hasilnya, diterima ya syukur, tidak ya tidak masalah. Saya hanya berusaha mengikuti dengan benar dan baik sesuai syarat yang diberikan. Lolos tidaknya terserah pada kehendak Tuhan.” Ungkapnya.

“Karena selama ini masih jarang orang dari BPS NTT ikut open biding jadi kepala BPS NTT. Jadi saya juga siap jika tidak lolos seleksi.” Tandasnya.

“Saya siap untuk terpilih dan juga untuk tidak terpilih. Apapun hasilnya saya sidah siap terima. Saya sudah mempersiapkan diri untuk itu.” Ungkapnya lagi.

Pengumunan kelukusan diterimanya pada Moment Hari Lahir Pancasila,  Rabu, 1 Juni dan dilantik 3 Juni 2022 di Jakarta.

“Pengumuman kelukusan saya kemarin  diterim lewat telepon yang pas libur upacara hari lahir Pancasila, saya ditelepon dari pusat bahwa saya lolos seleksi open biding sebagai kepala BPS provinsi NTT.” Katanya haru.

Saat dengar kabar itu, bu Mira mengatakan dengan jujur  bahwa perasaan bahagia ada, tapi tidak berlebihan, karena ada kesadaran akan tanggung jawab jabatan yang menunggunya. P

Yang menyentuh dari pengakuan Bu Mira adalah ia saat ikut seleksi open biding bukan karena ambisi pribadi, ia ikut lantaran ada kesempatan dan dorongan teman-teman, namun ia ikut dengan sungguh-sungguh dan puji Tuhan berhasil.
“Jadi setelah saya lolos saya berpikir Tuhan punya maksud dan tugas untuk saya di BPS NTT, kemarin jika saya tidak terdorong ikut, maka rencana yang ingin Tuhan buat lewat saya di sini tidak akan terlaksana. Dan ini yang jadi dasar saya untuk berkarya dan memberikan yang terbaik untuk NTT lewat BPS. Dan saya yakin jika Tuhan sudah memilih saya apapun saya, bagaimana kemamluan saya akan Tuhan buat menjadi luar biasa dan saya akan mampu melaksanakan tugas di sini. Saya akan berjalan sesuai rencana Tuhan untuk saya.” Ujar perempuan Sabu berusia 52 tahun ini yakin.

“Jujur, saat sudah lolospun sempat ada aegumen dengan Tuhan, jangan saya Tuhan saya takut tidak mampu. Terkadang kita merasa bimbang kira-kira kita mampu tidak melaksanakan sesuatu tugas dari Tuhan. La lu gimana kemudian kita berjalan, tapi dalam banyak hal Tuhan selalu menguatkan lewat orang lain atau lewat kita baca baca apa, gitu. Jadi ada beberapa hal yang ketika saya mulai sedikit “berargumen” gitulah kira-kira dengan Tuhan, “nggak usah saya Tuhan yang jadi Tuhan, orang lain saja”, misalnya, saya jadi ingat Firman ini : “Bukan kamu memilih, tapi Aku yang memilih.” Firman ini menguatkan saya saat awal tes, hingga dilantik dan menduduki kursi kepala BPS NTT 3 hari lalu.” Ujar perempuan sederhana lirih.

BPS RI sudah punya program yang akan dan wajib dilaksanakan di tingkat bawah, provinsi dan kabupaten kota. Nanti dalam pelaksanaab tugas di BPS NTT akan mengaju ke situ.

Memang masih banyak PR yang harus dilakukan BPS NTT ke depan, khususnya dalam pembinaan staistik sektor.

Mira berkomitmen akan komitmen akan menyediakan data valid tentang semua aspek yang dibutuhkan pemerintah untuk merencanakan, meletakkan dan melaksanakan program-program pembangunan.

Kami berencana menyediakan data valid dan  membuat data seperti data kemiskinan. Kami akan membuat spacial menuut wilayah sampai ke desa yang akan menjadi basic data yang menggambarkan tentang kemiskinan, desa mana yang paling miskin. Sudah tersedia juga, tapi kami akan membuat data yang lebih informatif. Itu salah satu yang akan menjadi data tambahan bagi pemerintah. Jadi desa mana yang paling miskin dan sarana apa yang dibutuhkan di desa itu.

Kemudian menggunakan big data, tapi tidak mungkin tersedia dalam satu tahun yakni informasi dari catatan digital yang bisa kita akses.

Problemanya adalah untuk akses big data maka harus berbayar, tapi karena berbayar maka akan membebani pemerintah juga. Jadi kami akan fokus ke data-data yang bisa dapat gratis akan support ke situ. Istilahnya BPS NTT akan menggunaka segala sumber daya yang ada untuk penyediaan data yang valid.

Improve yang dilakukan BPS NTT  selama ini menurut bu Mira sudah sangat progresif, lebih lengkap dan valid.

Contoh data yang sudah diinput dari desa dan dinas-dinas akan langsung disortir apakah ada kekurangan maka akan diinformasikan ke mereka bisa melihat ke server dan langsung diperbaiki. Sarana prasaran sensus akan diperbaharui oleh BPS RI setiap tahun akan melaksanakan sensus.

Hanya yang masih menjadi kendala ada ketersediaan tenaga kerja dari NTT sendiri yang benar-benar tenaga kerja yang berijasah ilmu statistik.

Ia berharap ke depan akan ada banyak anak daerah mau menempuh pendidikan AIS (Akademi Ilmu Statistik) agar bisa meregenerasi tenaga kerja di BPS NTT dan kabupaten kota. Karena selama ini tenaga kerja di BPS lebih banyak dari luar NTT. Ia berharap ke depan banyak anak NTT yang berminat menjadi pegawasi BPS.

Data yang sudah diinput, dirilis dan diposting di website BPS dan dikirim ke dinas-dinas di wilayah kerja BPS.

Targwt utama BPS adalah bagaimana berkontribusi dalam pemberian data kepada pemerintah untuk puny pilihan dipakai ssbagai bahan perencanaan pembangunan.

Selama ini data makro BPS selalu dipakai oleh pemerintah dLam.setiap kesempatan.

Pesan pimpinan pusat kami tidak boleh berhentikan sampai pada penyajian data tapi kita bisa menjadi decission support dengan menyediakan informasi tambahan walau misal tidak diminta bagi pemerintah dalam merencanakan program pembangunan.

Standar penilaian BPS terkait kemiskian adalah pengambilan data Basic Need Aprove setiap rumah tangga.

Diakhir wawancara Menjamin penyediaan dan penyajian data yang valid BPS juga diawasi oleh Forum Masyarakat Statistik di tingkat nasional dan internasional dari PBB.

Secara internal kita akan gunakan teknology informasi terintegrasi untuk mengukur dan menilai kinerja staf.

Dan salah satu fakta di BPS NTT, pegawai-pegawai banyak dari luar NTT, yang asli NTT sedikit. Sehingga kedepan akan melakukan sosialisasi dan pengenalan ke sekolah  tentang Akademi  Ilmu Statistik dan  STIS guna mendorong lulusan SMA untuk melanjutkan ke Akademi dan Institut Ilmu statistik agar dapat menggantikan staf yang pindah atau pensiun.

Mira menegaskan lagi bahwa sebagai kepala BPS NTT jabatan ini milik Tuhan yang dititipkan saja padanya dan tugasnya sebagai hamba adalah melaksanakan semua tupoksi sebaik mungkin sebagai bagian tanggungjawab dan ungkapan syukur atas kepercayaan Tuhan.

“Bukan saya yang memilih, tapi Tuhan yang memilih, bersama Tuhan pasti bisa melaksanakan. ” pungkas bu Mira tegas.|| juli br