Josef Nae Soi : “Kami Berdua Bawa ‘JALA’ Bagi Masyarakat NTT, Agar Bangkit dan Sejahtera”

Birokrasi Profil Regional

NTT, Top News NTT||”JALA” demikan singkatan kata pendek yang dipinjam dari istilah Alkitab, tapi bukan mengarah ke ajaran Tuhan Yesus dalam Alkitab secara harafih namun hanya meminjam istilah, JALA, sebagai solusi kunci membawa NTT Bangkit dan Sejahtera. Demikian  penjelasan Wakil Gubernur NTT Drs.Josef Adrianus Nae Soi,MM dalam bincang santai kami di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.
” Kami berdua sudah membagi tugas yaitu masalah infrastruktur di saya sebagai wakil dan  urusan  investasi dan hubungan  dengan luar NTT pak gubernur tangani. Dan komitmen kita kutip dari Alkitab,  bahwa kalau menurut iman saya, kebetulan kita berdua orang Kristen,Tuhan Yesus katakan jangan hanya menjala ikan tapi jala manusia. Jadi kami berdua datang kasi JALA tapi mksudnya bukan seperti yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus, tapi istilah JALA (Jalan Air dan Listrik).” Jelas Josef sambil tersenyum arif.

Dari istilah JALA tersebut, lanjut wagub Nae Soi,
“Tahun 2019-2021 sudah dikerjakan untuk  infrastrastur jalan,  dari  960 km yang rusak berat kami sudah berhasil mengerjakan dalam 2,5  tahun kepemimpinan kami ini sepanjang 460 km. Dan tahun 2021 nanti,  mudah-mudahan  dalam 2 tahun sudah bisa selesaikan jalan.” Jelasnya berharap.

“Untuk air masih sulit di NTT akan kami selesaikan dalam tahun 2021. Listrik kami berhubungan  dengan pempus. Kan ada CSR-nya kami minta bantu masyarakat,  akan kerja sama dengan PLN. Waktu masuk listrik 60% eletrifikasi di NTT. Dan sekarang dalam 2 tahun masuk 3 sudah 89% elektrifikasi di NTT. Listrik sudah msuk ke deaa. 753 spot komunikasi satelit baik BTS maupun non-BTS. Mudah-mudahan dalam  2 tahun lagi semua di NTT sudah dijangkau oleh wifi. Jika di Indonesia orang pakai masih bayar, maka nanti masyarakat pakai gratis. Di Eropah orang sudah pakai wifi gratis,  kita masih beli karena masih pakai telkomsel dan lain-lain. Tapi mereka ada CSR berupa keuntungan lewat PT Bakti membantu masyarakat di desa. Kalau di kota ya biar telkomsel yang lakukan.” Ujarnya menjelaskan.

“Kami juga sudah tetapkan pariwisata sebagai primemover perekonomian. Kalau kita bicara pariwisata kita bicara seluruh mata rantai pasok. Kenapa Bali sekarang menurun, karena rantai pasok Bali adalah dari luar Bali sehingga saat rantai pasok  mereka ditutup atau berhenti karena pandemi, maka pariwisata  juga menurun. Belajar dari Bali ini, maka NTT akan buat rantai pasok dari dalam daerah NTT sendiri.” Ungkap Josef bersemangat.

“Bagaimana menyiapkan agar rantai pasok ada dari NTT? Seperti contoh kita harus siapkan akomodasi. Akomodasi pariwisata akan membuat wisatawan betah tinggal di NTT. Seperti contoh kita punya kekayaan atraksi seni budaya NTT yang  sangat kaya. Nah akomosasinya kita siapkan bagi para wisatawan. Untuk  akomodasi di kota silahkan investor siapkan. Tapi di daerah wisata atau desa, harus disiapkan dan dilakukan oleh masyarakat sekitar, sehingga masyarakat bisa rasakan manfaat, awarnes dan kepedulian pemerintah. Sehingga masyarakat sekitar daerah wisata bisa  merasakan manfaat pariwisata itu bagi kehidupan pribadi mereka. Dengan lamanya waktu  tinggal wisatawan di suatu wilayah, maka masyarakat bisa rasakan multi efek kekayaan pariwisata dan  kedatangan wisatawan tersebut.” Tandasnya lagi.

Dengan kebijakan program dan anggaran seperti itu, kepala daerah sebagai pemerintah tidak hanya memikirkan masyarakat yang datang dari luar, tapi juga masyarakat di NTT harus sejahtera.
“Gimana caranya, kita sekarang ada konsep TJPS. Kita punya pertimbangan bahwa  biasanya habis panen jagung,  daun dan batangnya kita bakar. Sekarang kita ubah ; petani beli babi, sapi, kambing dan limbah jagung hasil panen kita jadikan pakan ternak petani. Mengapa pemerintah bilang sapi, karena susunya bisa diperas kasi anak sehat dan cegah stunting. Dan sapinya,  kita tidak jual sapinya, petani bisa potong bagaimana shiploin dan thenderloin-nya,  tidal dijual utuh tapi di ubah jadi produk daging mentah dan produk olahan yang bernilai jual tinggi, misalnya abpn, dendeng, se’i, dll. Begitu juga babi. Kita sedang galakkan UMKM kelor dan lainnya, untuk itu kami sedang berjuang dalam 3 tahun sisa ini. Kami akan benar-benar menggerakkan masyarakat untuk membangkitkan usaha UMKM dengn dukungan program,  anggaran pendampingan dari masyarakat.” Jelas Wagub Nae Soi.

Saat pasangan Viktory-Joss masuk ke NTT, ungkapnya,
“NTT masih  nomor 3 terkorup. Sekarang kita 5 besar pemberantasan korupsi dan tahun ini kita naik ke peringkat 3 provinsi yang mampu memberantas korupsi. Mudah-mudahan  dalam sisa waktu 2 tahun lebih kepemimpinan kami, NTT bisa bebas korup. Karenan merubah fixmind ke growth mind itu tidak mudah. Makanya sejak awal memimpin kita berdua lalukan revormasi birokrasi seperti memaksakan. Kami harap saat kita setelah jabatan dan pulang ke Jakarta akan ada perubahan yang signifikan, dalam disiplin, ethos, mental ASN dan birokrat di NTT.” Harapnya.

Hal yang paling menghambat untuk merubah mindset berpikir untuk growthmind ke arah kemajuan pada orang NTT, salah satunya adalah  teladan  top pimpinan, kepala daerah.
“Inilah yang menjadi penghambat utama kemajuan orang NTT. Bawahan kalau kita sudah mental minta setoran, maka bawahan tidak akan  hargai kita. Kita sebagai pemimpin teratas harus beri  contoh. Karena ikan busuk terjadi dari  kepala. Sebagai pemimpin, kita ekomomi harus lebih baik dari bawahan sehingga kita tidak minta fee atau upeti.” Tandasnya meningatkan.
“Saya menilai dengan jujur, 40 % dari ASN dan birokrat kita, dari  aspek disiplin sudah bagus. Coba saja datang pagi ke kantir-kantor,  sekarang mereka masuk keluar kantor mulai berubah disiplin, tidak seperti dulu stor muka saja. Kita sama tahulah, walau kita di Jakarta, kita berasal dari NTT dan kita punya kerabat yang PNS, maka tahu seperti apa disiplin dan etos kerja mereka sebelumnya. Mereka sekarang mulai disiplin dan bisa efektifkan waktu kerja mereka di kantor.” Ujarnya mengapresiasi.

“Berubahnya disiplin dan etos kerja ASN dan Birokrat di kota Kupang, menurut Wagub Nae Soi terungkap lewat keluhan ke’9 penjabat sementara bupati waktu pilkada. Saat di daerah, para penjabat bupati mengeluh rendahnya disiplin dan etos kerja para ASN dan Birokrat di daerah mereka mengeluhkan sangat berat hadapi mereka di daerah. Karena mereka di sini sudah sangat disiplin.” Ungkapnya tertawa.

Saat ini, untuk mengejar ketertinggalan dan bergerak bersama untuk maju, ujar Wagub Nae Soi,
“Kita kerja harus ada ouput dan outcome. Kita bangun jalan tapi dinikmati hanya oleh mobil, masyarakat dapat apa? Bayangkan kita ada kopi dll, tapi sepanjang jalan ke kabupaten tidak ada kedai kopi. Itulah  makanya kami siapkan infratsruktur jalan dulu baru kita bilang masyarakat : kenapa tidak buat kedai makan dan minum dan kopi, sehingga menarik wisatawan untuk datang ke daerah di NTT?.” Imbuhnya.

Dimata mantan anggota DPR RI beberapa periode dan berada di Komisi yang mengurus infrastruktur ini, potensi orang NTT adalah keterbukaan yang kalau dikasi kesempatan bisa maju.
“Kita kalau ada kesempatan orang NTT bisa maju. Aksesbilitas kita yang masih miskin, pdahal SDA dan SDM kita sungguh  hebat  tapi masih sulit masyarakat mengakses kepada komunikasi, infrastruktur, kepada perbankkan, pendidikan, koperslasi, pemberdayaan. Kepada aksesbilitas itu yang kita sangat miskin. Informasi, persyaratan, semua sangat sulit dan menghambat masyarakat mengakses program dan anggaran pemberdayaan.” Tandas Josef.

Ia juga menilai dan mengapresiasi bahwa selama kurun waktu 2,5 kepemimpinan mereka,  disiplin ASN di NTT  mulai ada perubahan.
“Bidang infrastruktur juga alami kemajuan, pendidikan bidang SMA/SMK  sudah mulai bagus. Untuk bidang  koperasi kami sedang buat transformasi ke digiltal untuk mempeekenalkan hasil industri UMKM yaitu baik dari bahan kelor untuk buat sabun, teh, kue dll.” Sebutnya.

Diakhir wawancara Wagub Nae Soi menyatakan dengan tegas bahwa pemerintah provinsi NTT akan tetap membantu masyarakat sejauh kemampuan pemerintah selama masa pandemi.
“Penyerapan anggaran pandemi sudah bagus disetiap dinas. Dan saya sangat keras dalam pengawasan bahkan jalan kalau saya dapati tidak bagus saya akan suruh bongkar. Dan saya akan turun lihat. Dan saya suruh stop bayar dan phk saja. Karena tugas dan fungsi saya aebagai wakil gubernur adalah pengawasan, sesuai Uu no 23 akan saya lakukan dengan menyuruh bongkar dan stop bayar atau phk saja. Untuk jalan saya akan benar-benar awasi dan tidak akan main-main. Saya di DPR RI 2 periode saya bidang infrasteuktur. Dan saya akan ganti pengawas karena jalan harus bagus dan akan saya uji.” Ujarnya tegas.

Rencanya, ujarnya lagi, “Tahun depan saya akan konsen turun lihat jalan. Kami dapat pinjaman SNI dan yang kerja orang yang ada uang. Jangan harap 20%, tidak ada uang stop kerja., ambil orang dari luar. Jangan teriak-teriak kenapa tidak kerjakan orang lokal,  tapi tidak ada uang untuk kerja.”

Diakhir wawancara,  Wagub juga ucapkan selamat natal 2020 dan tahum baru 2021.|| juli br