I Nyoman Atmaja : “Inflasi NTT Desember 2019 trendah selama kurun waktu 5 tahun terakhir”

Perbankkan

NTT, TOP News NTT■■Demikian pernyataan kepala BI Perwakilan NTT I Nyoman Atmaja tentang kondisi pertumbuhan ekonomi NTT 2019. Bahwa  Inflasi  Provinsi NTT pada Desermber 2019 masih normal bahkan terendah selama kurun waktu 5 tahun terakhir. Bahkan untuk tahun 2019 inflasi NTT berada  Dfi bawah sasaran  nasional. “Inflasi NTT 0,80% pada Desember 2019 terendah selama kurun waktu 5 tahun terakhir. Bahkan inflasi NTT selama 2019 berada dibawah sasaran nasional.” Ujar Nyoman  memberi kesimpulan.

Kesimpulan ini dilontarkan Nyoman awali acara Sasando Dia (Sante-Sante Baomong Deng Media) sebsgai bentuk kemitraan dengan insan pers sebagai mitra publikasi. Acara Sasando Dia digelar pada Kamis, 9 Januari 2020 di Cafe Kopi Petir.

Hadir I Nyoman Ariawan Atmaja kepala perwakilan BI  provinsi NTT, yang didampingi dua kepala Tim masing-masing Eddy Junaedi Kepala Tim Sistem Pembayaran, Pengedaran Uang dan Layanan Administrasi serta Rut Eka Trisilowati Keala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi.

Dalam sambutan membuka kegiatan ini dijelaskan  Nyoman  bahw Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi NTT pada bulan Desember 2019 tercatat terkendali sebesar 0,80% (mtm). “Meskipun meningkat sesuai pola musiman dibandingkan dengan inflasi bulan November 2019 sebesar 0,32% (mtm), inflasi IHK bulan Desember 2019 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan rerata inflasi IHK Desember lima tahun terakhir sekitar 1,65% (mtm).” imbuhnya menjelaskan.

Perkembangan ini, lanjut Nyoman menjelaskan ditopang oleh terkendalinya inflasi kelompok bahan makanan, meskipun sesuai pola musiman akhir tahun naik dari bulan lalu sebesar 1,46% (mtm) menjadi tercatat 2,02% (mtm). Inflasi kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan juga terkendali, sebesar 1,36% (mtm), meskipun berlawanan dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar -0,35% (mtm). Secara tahunan, inflasi IHK Provinsi NTT tahun 2019 tercatat 0,67% (yoy) dan di bawah kisaran sasaran inflasi nasional sebesar 3,5±1% (yoy).

“Pencapaian ini tidak terlepas dari konsistensi Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas harga serta ditopang sinergi kebijakan yang kuat antara Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah terutama dalam lingkup Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Ke depan, Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga sehingga inflasi nasional pada tahun 2020 terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1% dan inflasi Provinsi NTT pada kisaran 2,5% – 2,9% (yoy).” Ujarnya mengapresiasi.

Ruth Eka menjelaskan bahwa  Inflasi IHK 2019 tercatat menurun dibandingkan dengan inflasi IHK 2018 sebesar 3,07% (yoy), karena dipengaruhi inflasi kelompok bahan makanan yang terkendali pada level rendah 0,75% (yoy), didukung pula  oleh sinergi kebijakan Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah sehingga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi kelompok bahan makanan tetap terjaga, khususnya komoditas utama seperti beras, daging dan telur ayam ras, ikan segar, dan sayur-sayuran. Sementara itu, inflasi kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan tercatat deflasi sebesar -0,40% (yoy), didorong oleh penurunan tarif angkutan udara pasca kebijakan Pemerintah menurunkan tarif batas atas sejak bulan Mei 2019. “Inflasi rendah, karena kebijakan BI dan Pemda, ketersedisan stok dan kebijakan pemda yang turunkan tarif angkutan udara. Inflasi rendah menunjukkan daya beli masyarakat cukup baik.” Ujar Rut Eka.

“Inflasi rendah, didukungb oleh  trend positif pada pola daya beli yang bagus, namun masyarakat pada akhir tzhun 2019 tidak spend out money untuk konsumsi tapi lebih ke trend savety di bank. Ini trend yang positif. Selain keteresediaan pasokan dan kebijan BI serta pemerintah menurunkan tarif angkutan udara.” Jelas Nyoman.

“Dari segi kinerja perbankan di Provinsi NTT baik dari sisi intermediasi, efisiensi, maupun ketahanan masih terjaga dengan baik. Sampai dengan November 2019, kredit yang disalurkan di Provinsi NTT mencapai Rp 33,61 triliun atau tumbuh 12,76% (yoy), didominasi oleh kredit konsumsi mencapai 58,65%. Pangsa kredit UMKM di NTT mencapai 34,67%, melampaui target penyaluran kredit UMKM secara nasional yakni 20%. Kualitas penyaluran kredit perbankan secara umum juga terpantau baik tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah sebesar 2,31%. Penghimpunan dana pihak ketiga di perbankan, baik yang berasal dari masyarakat maupun pemerintah, sampai dengan November 2019 mencapai Rp 30,82 triliun atau tumbuh 16,91% (yoy).” Ujarnya lebih lanjut.■■ juli br