Filtanus Baun Pedagang Serabutan : “Tanah Bisa Beri Hasil Ratusan Juta Rupiah Dengan Tanam Tomat Dan Cabe.”

Ceritera Inspiratif Daerah Pertanian

“Kisah Petani sukses dampingan Panah Merah, Roda Tani dan Nufarm kali ini adalah Fil Baun, warga Desa Nait, Oenesu, Kecamatan Kupang Barat yang akan mengisi ruang “Ceritera Inspiratif” Top News NTT.”

Oenesu, Topnewsntt.com., Adalah Filtanus Elfius Baun (39 tahun), petani Tomat yang sukses menjadi petani hortikultura sudah berkeluarga dan memiliki tiga orang anak mengisahkah sejak 2001 menjadi pedagang serabutan di Pasar Naikoten 2 Kupang. Ia biasa menjual apa saja. Sampai ayam.pun di belinya di masyarakat kampung dan menjualnya lagi ke pasar.
Dan terakhir ia bekerja bersama.dengan seorang bapak asal Sabu yaitu di tempat mol ayam ( untuk bersihkan bulu ayam) dengan penghasilan Rp.50.000 rupiah perhari. Sangat kecil dan tidak cukup bagi kebutuhan keluarga. Dari pagi sampai malam hanya hasilkan Rp.50.000 saja. Bahkan pelayanannya sebagai seorang majelis terbengkalai di gereja Oematonis Nait Oenesu. Dan suatu waktu ia berpikir mengapa orang Sabu dan suku lain bisa sukses dan bahkan jadi pemilik tanah di Daratan Timor padahal tidak punya tanah di sini. Mereka hanya pendatang saja tapi lebih sukses dari orang asli Suku Timor. Dan pada 2017 ia berdoa kepada Tuhan mengajukan permintaan bahwa jika ia melepaskan kerja serabutan tersebut dan lanjutkan pelayanan sebagai majelis, maka ia meminta Tuhan siapkan lapangan kerja baginya di kampungnya agar ia bisa konsentrasi terhadap pelayanan di gereja sebagai majelis. Ia sadari Tuhan sudah beri warisan lewat orang tua, tanah yang luas dan sumur. Mengapa tidak bisa dirinya sukses. Saat itu Fil melihat contoh sukses bapa Mesakh Kolo yang sudah lebih dulu sukses menjadi petani tomat di Desa Bone Ana. Dan hal itulah yang memacu semangatnya untuk mencoba menjadi petani.

Awal mula ia mengenal bibit Panah Merah dan berkenalan dengan Eben, Jose dan David (pendamping dari Panah Merah, Nufarm dan Roda Tani) adalah dari salah satu saudara perempuannya yang bekerja pada Toko Roda Tani (Distributor Produk Pertanian) yang terletak di kelurahan LLBK Kupang. Hal itu terjadi saat dirinya beli bibit di Toko Roda Tani, ia coba tanyakan kepada adik perempuannya kemungkinan dirinya bisa peroleh pendampingan bagi usaha pertanian yang akan dimulainya. Dan ia diberi nomor telepon Eben, Jose dan David (pendamping Panah Merah dan Nufarm).

Sebelm memulai bertanam tomat, ia meminta penyuluhan informasi terkait sistem pertanian yang benar dari ketiga pendamping dan ingin agar bukan hanya dirinya saja yang peroleh informasi. Ia ingin ajak orang lain juga di desa Nait dan jemaat Oematonis Nait, Desa Oenesu. Dan akhirnya ia umumkan kepada jemaat tentang rencana penyuluhan pertanian hortikultura tersebut, termasuk jika ingin jadi petani dan memperoleh pendampingan.

Om Fil Baun dilahan cabe dan tomat miliknya

Dan akhirnya Tim pendamping itu (Eben, Jose dan David) turun memberi penyuluhan. Dan saat itu sebagai tanggapan dari keinginan kami untuk didampingi, kami ditanyakan oleh para pendamping jenis tanaman apa yang ingin ditanam. Dan disepakati oleh kami yang saat itu sudah bentuk kelompok tani Oemathonis Ceria untuk menanam tomat. Keinginan itu datang dari kisah sukses petani tomat Bone Ana (Mesak Kolo) yang mampu bangun rumah setelah peroleh hasil fantastis dari menanam tomat di musim hujan. Bahkan sanggup beli truk.

“Dan akhirnya kami bentuk kelompok tani yang kami namakan Oemathonis Ceria dan menanam di lahan gereja seluas 1 hektar lebih. Dan saat kami diajarkan pesemaian, masih sulit. Namun para pendamping inginkan kami tidak keluarkan banyak anggaran dalam pesemaian. Kami gunakan gelas bekas aqua.” Jelas Fil bersemangat didampingi Engky Bria dari Roda Tani.

Pada awal musim tanam pertama, kelompok tani Oathonis Ceria menanam 4 bungkus bibit yang hasilkan sebanyak 5.000 pohon tomat. Dengan jumlah anggota kelompok sebanyak 15 orang. Walaupun dari ke 5000 pohon tidak hidup semuanya namun bisa hasilkan uang sebesar Rp.58.000.000 saat panen dari modal awal sejumlah Rp.4.000.000 yang dikumpulkan dari anggota kelompok. Dan melihat hasil sebesar ini saya anjurkan menanam lebih banyak lagi (dua kali lipat). Dari Rp.58.000.000 mereka sumbangkan ke gereja Rp.10.000.000. Selanjutnya mereka menanam 8 bungkus dengan 8.000 pohon dan hasilkan Rp.80.000.000 juta rupiah.
“Dan pada musim tanam ketiga kami menanam 17 varietas hortikultura atas anjuran para pendamping dan gelar expo saat panen. Ke 17 varietas itu adalah 2 jenis Pare, 2 Jenis Ketimun, Cabe besar, tomat, melon hijau dan rock melon, semangka berbiji dan tidak, dan cabe.” Jelas Fil menambahkan.

Masalah pemasaran menurut Fil tidak terlalu besar karena ia adalah pedagang pasar. Bahkan ia ajarkan kepada petani jika tidak habis terjual maka dibuat es buah dan dijual keliling. Saat tim media berkunjung ke rumahnya, sedang dipanen tomat sisa dari hasil penanaman ketiga. Dan setelah melihat hasil penjualan selama 3 kali musim tanam dan 7 kali panen sejumlah Rp.130.000.000 juta lebih, maka mereka putuskan agar terus menanam tomat dan cabe.

Saat ini mereka memakai keran dari air Oenesu dengan bantuan mesin pompa dari Bupati Kupang.
Menurut Fil bahkan setelah melihat hasil panen dilahan gereja, maka Fil berkomitmen akan memanfaatkan juga lahan pribadi berupa sawah tadah hujan akan ditanami tomat setelah panen padi. Lahan itu terletak di RT 5, RW 3 kelurahan Oenesu, Lecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang.

Fil berkomitmen akan terus menginformasikan tentang pola dan sistem bertani yang baik dan benar yang diperoleh dari Tim Pendamping Panah Merah, Nufarm dan Roda Tani kepada jemaat dan penduduk lain. Karena dengan bertambahnya jumlah petani, maka akan meningkatkan penjualan di Toko Roda Tani. Dan hanya Toko Roda Tani dan pendamping dari produk Panah Merah dan Nufarm saja yang punya pola penjualan dan pendampingan yang sangat bagus. Mendampingi sampai masa panen dan pemasaran. Dan Fil merasa sangat bersyukur dan apresiasi kepada tim ini.

Sedangkan perhatian pemerintah kecamatan Kupang Barat adalah dari kelurahan Oenesu menjadikan kelompok Tani ini sebagai contoh sukses. Dan mereka bahkan sempat diundang ke Expo pertanian. Pendamping pertanian yang ada adalah pendamping palawija untuk holtikultura.
Awal memulai usaha pertanian sempat ada kendala dari masyarakat sekitar yang merasa pesimis akan keberhasilan mereka.

Dalam laksanakan tugas sebagai majelis jemaat, Fil selalu membuka wawasan berpikir jemaat dengan memberi testimoni keberhasilan mereka dan mengajak mereka untuk melirik tanah warisan masing-masing dan mau memulai usaha bertani. Tak bosan-bosan Fil memberi kesaksian dan mengungkapkan fakta yang dialaminya sendiri dan baru disadari.setelah berani banting stir jadi petani tomat, adalah hal mengejutkannya bahwa tanah yang selama ini ada padanya bisa memberi hasil luar biasa besar. Bukti yang sudah dialami kelompok tani di lahan gereja adalah testimoni yang selalu diangkatnya demi memberi pecerahan dan membuka wawasan berpikir jemaat agar mau mengolah dan menanam di tanah milik sendiri. Ia ingin agar semua masyarakat ramai-ramai tanam cabe dan tomat dan biarlah desa Nait, Kelurahan Oenesu menjadi penghasil tomat dan cabe terbesar dari Kecamatan Kupang Barat. Sehingga tidak perlu menjadi PNS atau pergi TKI. Saya selalu memberi penjelasan dan testimoni kepada orang lain. Selama ini kita merasa tanah tidak ada nilai sehingga hanya jual saja.

Kelompok tani ini selalu ikut lomba panah merah dan selalu juara satu seperti pengamatan tanaman tentang hama penyakit.

Walau ia hanya lulusan SD namun ia ingin anak-anaknya agar bisa menjadi sarjana dan menjadi apapun harus profesional. Jika perlu sekolah pertanian agar menjadi petani yang profesional. Menurutnya menjadi petani tidak selamanya memeganh cangkul, karena dengan ilmu pertanian yang modern maka bisa menerapkan teknologi yang akan memudahkan proses pertanian. Dan ia berharap anak-anak muda mau melirik pertanian sebagai usaha ekonomi pertanian sebagai profesi. Setelah mengenal ilmu pertanian dari Roda Tani, Nufarm dan Panah Merah maka dimata Fil pertanian dan tanah adalah emas. Dan pandangannya terhadap pertanian bidang yang vital sekali karena sumber makanan, dan petani adalah profesi yang sangat hebat karena menjadi oknum penting dibalik melimpah atau tidak melimpahnya hasil pertanian. Pola pertanian yang terjadwal dan mengenal cara merawat dan mengenal hama penyakit tanaman itulah yang bisa memberi hasil yang luar biasa. Ilmu pertanian ini dirasakan sangat istimewa di mata Fil. Fil menyatakan pola perawatan yang intensif dan penuh perhatian maka tanaman akan lebih sehat dan subur bahkan memberi hasil yang sangat bagus.

Saat ini kelompok Tani sedang persiapkan lahan untuk tanam melon.

Engky Bria pendamping pertanian Roda Tani bertemu Om Fil untuk didampingi karena David pendamping Roda Tani karena melayani di petani lain. Pada 2018 Pendamping Engky pindah ke Kupang Barat dan disitulah ia bertemu Fil Baun dan mendampinginya. Dan Fil Baun inilah yang saat Engky tugas di Kefa sering telepon untuk konsultasi masalah tanaman Tomat dan Cabe.

Percobaan menanam 17 varietas hortikultura adalah politik mengetahui animo pasar terhadap tanaman apa saja. Dan juga mengundang pemerintah juga agar melihat dukungan mereka terhadap apa yang sudah dimulai oleh kelompok tani ini.

Saat ini mereka sedang persiapkan penanaman dengan lahan hidroponik di halaman gereja menjelang sidang klasis 5-7 sebagai testimoni bagi pendeta lain yang tergabung dalam Kelompok Tani Oemathonis Ceria.

Ibu pendeta Anneke Namah Ina,S.Th sebagai Gembala Sidang Jemaat Oematonis Nait, Oenesu memberi kesaksian jika Filtanus Baun adalah majelis jemaat yang cukup baik dalam pelayanan. Ide mendatangkan pendamping pertanian untuk lakukan penyuluhan sistem pertanian holtikultura bagi jemaat lain dan membentuk kelompok tani ini lakukan sangat positif. Dan melihat keberhasilan kelompok tani ini, pendeta Annekke memberi spirit bagi jemaat dan semua masyarakat Oenesu agar manfaatkan semua sumber daya yang ada baik tanah, air maupun inisiatif dan pendampingan pertanian yang ada agar merubah kehidupan ekonomi maupun sektor lainnya. Ia juga memotivasi jemaat untuk belajar dari keberhasilan kelompok tani Oemathonis Ceria dan Filtanus Baun sebagai jejak awal bahwa pertanian adalah bidang yang menjanjikan, bukan hal yang dipandang rendah. Profesi petani adalah sangat mulia karena menghasilkan makanan bagi semua orang.

Pendeta juga mengapresiasi kinerja Tim Roda Tani, Panah Merah dan Nufarm yang sangat solid, intens dan informatif dalam melayani para petani dalam kelompok tani Oemathonis Ceria.**))juli br