DPD REI NTT Dan Bank NTT Komitmen Turunkan Angka Dead Lock Masyarakat NTT Yang Belum Memiliki Rumah

Daerah Ekonomi Bisnis

NTT, Top News NTT.,  Demikian antara lain pernyataan Plt.Dirut BNK NTT yang juga menjabat sebagai Direktur Pemasaran Kredit  Bank NTT Absalom Sine  dalam sambutan membuka Bank NTT REI Expo yang berlangsung pada Selasa, 2-4/2019 – 12/4/2019 di Lippo Plaza Mall.
Absolon Sine mewakili jajaran direksi Bank NTT  menyatakan bahwa Bank NTT sangat mendukung komitmen “Merumahkan Masyarakat NTT” dan berharap jika perusahaan pengemban sudah maju jangan merumahkan karyawan.

Alasan dukungan bank NTT kepada program pemerintah provinsi NTT perumahan bersubsidi adalah dengan pertimbangan bahwa Perumahan adalah sebagai kebutuhan dasar manusia, namun faktanya  masih banyak orang di provinsi  dan Kota Kupang  belum mampu memiliki rumah.  Angka deadlock atau kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dan kebutuhan masyarakat pada tahun 2015 adalah sebanyak  7,5 juta unit, dan  inilah jadi alasan adanya program  pembangunan 1 juta rumah yang dilaunching  pada 1 Mei 2018. Demikian penjelasan Absolon.

“Tujuan program rumah bersubsidi bekerja sama dengan Bank NTT adalah dalam rangka  memudahkan masyarakat berpenghasikan rendah  yang belum memiliki rumah bisa akses  Dan juga  bisa kurangi angka deadlock sampai 5,2 juta pada 2019. Dan wajib didukung oleh semua elemen.  Bank NTT mendukung penuh dengan memberi pembiayaan kredit konstruksi  khusus developer untuk pembanguan rumah  dan kredit kepemilikan rumah kepada masyarakat  berpenghasilan rendah melalaui kedua produk fasilitas RLDP.  Namun ada juga  kredit komersial kepada masyarakat yang tidak termasuk berpenghasilan rendah untuk memiliki rumah.  Bank NTT bukan hanya sebatas pembiayaan saja tapi ikut serta memasarkan  pembangunan rumah dengan bersama DPD REI NTT laksanakan  expo perumahan bersama REI yang sudah ke-11.  Tercatat deadlock di NTT menjdi 268 ribu lebih unit. Mudah-mudahan bisa  berkurang jadi 9 ribu dan jadi keberhasilan bagi developer di NTT dan Dinas PUPR. Namun dari data itu tunjukkan masih banyak penduduk NTT yang belum memiliki rumah. Dan tugas kita untuk permudah regulasi, kebijakan dan bantu dalam  pembiayaan untuk memilik rumah layak huni. Dan diperlukan info lengkap dan transparan, bukan seperti membeli kucing dalam karung. Sehingga REI Expo adalah tempat yang tepat untuk memiliki rumah bersubsidi.” Tandas Absolon tegas.

Hadir dalam Pembukaan Bank NTT REI Expo ini ketua Jamkrida, Jamkrido, Askrindo, DPP REI dan  wakili Pemprov NTT adalah Kepala Dinas PU Provinsi NTT Maxi Nenabu.

Sedangkan plt.Dinas PUPR NTT Maxi Nenabu nyatakan pemprov. NTT sedang upayakan pengurangan angka deadlock di NTT. Intinya sangat mendukung apa yang dilaksanakan oleh DPD REI NTT dan Bank NTT baik Expo REI maupun program kredit pembiayaan baik bagi developer dan Masyarakat berpenghasilan rendah.

Secara terpisah Ketua DPD REI NTT, Bobby Thinung Pitoby dalam wawancara kepada Media ini menjelaskan bahwa Expo bersama DPD REI NTT dan Bank NTT ini sudah yang kesebelas kali. Dan dalam expo ini REI melibatkan 19 developer di 38 lokasi di seluruh NTT.

Dengan target 45 milyar dan 250 unit rumah akan berlangsung dari 2 – 12 April 2019. Dalam expo kali ini menurut Bobby Thinung Pitoby,MBA, yang adalah (Caleg DPRD Kota Kupang Partai Nasdem, Nomor Urut 4, Dapil Kecamatan Kelapa Lima dan Kecamatan Kota Lama.

Dalam penutupan tanggal 12 April akan tampil Artis Ibu Kota Cita Citata.

“Dalam expo REI dan Bank NTT ini akan ada beberapa lomba seperti goyang REI dna menyanyi.” Jelasnya.

Menurut Bobby DPD REI NTT selama 11 kali Expo selalu memenuhi target penjualan. Target tahun 2018 adalah 3.000 unit rumah dan tercapai  sebanyak 2.842 unit rumah. Untuk tahun 2019 ini ditargetkan 3.500 unit rumah dan optimis bisa tercapai karena ada beberapa kebijakan pemerintah seperti penaikan batas maksimum gaji dari 4 juta ke 7 juta. Dengan pertimbangan banyak yang membutuhkan rumah namun ketentuan gaji yang rendah yaitu di bawah 4 juta sedangkan gajinya lebih dari 4 juta. Sedanfkan ketentuan Kementerian Perumahan Rakyat RI adalah orang berpenghasilan rendah itu gajinya dibawah Rp.7 juta bukan Ro.4 juta. Ketentuan yang ada sekarang bagi masyarakat yang dianggap berpenghasikan rendah adalah yang memiliki gaji di bawah Rp.4 juta. Dengan kenaikan batas maksimun gaji bagi kepemilikan rumah ini maka akan memungkinkan masyarakat yang memiliki gaji dibawah Rp.7 juta bisa memiliki rumah.

Dan perubahan ini yang akan naik dari 4 juta sampai 7 juta akan memberikan peluang bagi semua masyarakat yang berpenghasilan di bawah Rp.7 juta untuk memiliki rumah dan mengurangi abgka dead lock.

“Namun saat ini  belum efektif diterapkan karena menunggu pengesahan dari pemerintah. nanti akan efektif penetapan batas maksimun gaji dari 4 juta je 7 juta akan diterapkan pada Mei 2019.” Jelasnya lagi.

Yang istimewa dalam expo kali ini adalah harga rumah masih diterapkab harga 2018 yaitu Rp.148 juta. Padahal harga rumah tahun 2019 seharusnya sudah Rp.159  juta. Namun dalam Expo kali akan pakai standar harga tahun 2018 yaitu 148 juta.■■ Juli BR