DAS Benenain dan Noelmina Jadi Lokus Kegiatan Aksi Perubahan Iklim Land4lives Kerja Sama Indonesia-Kanada

Birokrasi Kehutanan dan konservasi sda Regional

NTT, TOPNewsNTT|| Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) dan World Agroforestry (ICRAF) Indonesia menyelenggarakan lokakarya sehari dan diskusi terpumpun untuk menandai dimulainya kiprah proyek kolaborasi untuk aksi adaptasi perubahan iklim di Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada hari Kamis, 17 Maret 2022.

Sustainable Landscapes for Climate-Resilient Livelihoods (Land4Lives) atau #LahanuUntuk Kehidupan adalah proyek kerja sama riset aksi selama 5 tahun (2021-2026) yang dilaksanakan di tiga provinsi yaitu, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Timur, dan dirancang untuk mendukung upaya pencapaian prioritas pembangunan nasional dalam menciptakan penghidupan tahan iklim dan ketahanan pangan bagi masyarakat rentan, khususnya perempuan dan anak perempuan di Indonesia.

Di Nusa Tenggara Timur, Land4Lives bekerja erat dengan Bappelitbangda Provinsi dan Bappeda Kabupaten Timor Tengah Selatan. Kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Noelmina dan Benain akan menjadi lokus kegiatan proyek.

Sekretaris Dearah Provinsi NTT Ir. Benediktus Polo Maing mengapresiasi kerja sama yang mendukung program dan kegiatan adaptasi perubahan iklim yang telah dan direncanakan oleh pemerintah daerah provinsi dan kabupaten, terlebih dengan fokus untuk pemberdayaan perempuan dan mendorong partisipasi aktif mereka dalam aksi adaptasi perubahan iklim.

“Kerja sama ini akan berkontribusi pada upaya kami untuk mencapai target pembangunan sekaligus menjangkau masyarakat untuk meningkatkan penghidupan mereka dan ketahanan pangan melalui pengelolaan bentang lahan yang lebih baik, praktik pertanian cerdas iklim, dan penguatan akses ke pasar,” kata Benediktus dalam sambutannya.

“Saya mengajak semua dinas terkait untuk ikut aktif mendukung kolaborasi ini dengan menjadi bagian dari proses kegiatannya karena tujuan baik dari kerja sama ini adalah untuk masyarkat dan lingkungan hidup kita,” imbuhnya.

Proyek dengan total nilai 16,8 juta dolar Kanada (Rp 192 Miliar) sepenuhnya dibiayai oleh Global Affairs Canada (GAC) dan dilaksanakan oleh ICRAF beserta mitra-mitra strategisnya. Di tingkat nasional, kegiatan Land4Lives mendukung upaya pemerintah melalui Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas untuk mencapai Prioritas Pembangunan Nasional 1 (penguatan penyediaan akses dan mutu suplai pangan); upaya pemerintah dalam adaptasi dan

mitigasi perubahan iklim; dan pengarusutamaan gender dalam kebijakan dan peraturan yang dihasilkan oleh pemerintah daerah.

Kepala Bagian Perubahan Iklim/Lingkungan Hidup GAC Gayle Barnett mengatakan Land4Lives adalah proyek unggulan pemerintah Kanada untuk perubahan iklim. Kerja sama dengan pemerintah Indonesia merupakan bentuk komitmen internasional Kanada untuk pembiayaan aksi untuk perubahan iklim oleh negara-negara berkembang guna mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan, masyarakat dengan penghidupan tahan iklim dan kesetaraan gender dalam pengelolaan bentang lahan.

“Di bawah kebijakan Feminist International Assistance Policy, kami percaya jika upaya perubahan iklim akan lebih efektif ketika perempuan dan anak-anak perempuan memiliki peran aktif dalam merancang, mengembangkan dan menerapkan respons perubahan iklim dan lingkungan. Proyek ini dirancang untuk meningkatkan kesetaraan gender serta memberdayakan perempuan, termasuk perempuan petani dan para perempuan kepala keluarga,” kata Gayle dalam sambutannya secara daring.

Andree Ekadinata, yang mewakili Direktur ICRAF Indonesia Dr Sonya Dewi, mengatakan “Land4Lives sangat sejalan dengan visi dan misi organisasi kami, World Agroforestry (ICRAF) Indonesia, akses yang setara untuk semua orang dalam memperoleh penghidupan yang layak melalui lansekap yang sehat, produktif, dan lestari. Kami merasa terhormat mendapat kepercayaan untuk melaksanakan proyek ini karena ini menunjukkan dukungan penuh kami untuk upaya pemerintah dalam memperkuat penghidupan masyarakat dan menjaga lingkungan hidup.”

Sekilas tentang Land4lives

Land4Lives atau #LahanUntukKehidupan adalah proyek kerja sama untuk perubahan iklim antara Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas dan Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada (GAC), yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan, pengelolaan bentang lahan yang peka
gender, dan menguatnya penghidupan berketahanan iklim, khususnya untuk masyarakat kelompok rentan termasuk perempuan dan anak-anak perempuan.

Aksi ini merupakan wujud dukungan kepada Pemerintah Indonesia untuk memenuhi
komitmen nasional yang diperbaharui atau Updated Nationally Determined Contribution
(NDC) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% (dengan usaha sendiri) dan
41% (dengan dukungan internasional) pada tahun 2030. Selain itu juga mendukung LTSLCCR 2050 (Long Term Strategy on Low Carbon and Climate Change Resilience) melalui
kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta restorasi lahan terdegradasi dan
ekosistem gambut.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh World Agroforestry (ICRAF) Program Indonesia di bawah arahan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah di tiga provinsi, yakni Sumatera Selatan, Sulawesi
Selatan dan Nusa Tenggara Timur. Land4Lives akan dilaksanakan selama lima tahun
(Maret 2021- Maret 2026), melalui dukungan GAC dengan total nilai 16,8 juta dolar
Kanada (Rp192 Miliar).

Tujuan

Tujuan utama Land4Lives adalah peningkatan penghidupan yang tahan terhadap
fluktuasi ekonomi dan iklim serta peningkatan ketahanan pangan bagi masyarakat tertinggal dan rentan, terutama perempuan dan anak perempuan, di Indonesia.

Tujuan ini akan dilaksanakan melalui tiga capaian utama:
1. Penguatan tatakelola penggunaan lahan dan pembuatan kebijakan untuk mitigasi
dan adaptasi perubahan iklim yang bermanfaat bagi masyarakat tertinggal dan
rentan pada beberapa provinsi di Indonesia serta mengurangi emisi dari sektor
lahan (Paket Kerja-1)
2. Perbaikan pengelolaan bentanglahan oleh parapihak pengelola dan pengguna
lahan dalam menjaga fungsi dan jasa lingkungan untuk memenuhi berbagai
kebutuhan masyarakat, baik kaum wanita maupun pria, pada bentanglahan yang
merupakan fokus Land4Lives (Paket Kerja-2)
3. Peningkatan penghidupan dan ketahanan pangan secara cerdas iklim bagi
masyarakat teringgal dan rentan, terutama kaum perempuan (Paket Kerja-3)
Land4Lives Selaras dengan Program Pembangunan Pemerintah

➢ Kegiatan Land4Lives selaras dengan upaya pemerintah dalam pemenuhan Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 2. Menghilangkan kelaparan, mencapai
ketahanan pangan dan gizi yang baik serta meningkatkan pertanian
berkelanjutan.

➢ Land4Lives mengedepankan kesetaraan gender dalam pengelolaan bentang
lahan akan membantu proses Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan
Pemuda (PN-1) dan Pengarusutamaan gender (PUG) yang merupakan strategi
untuk mengintegrasikan perspektif gender dalam pembangunan.

➢ Upaya Land4Lives membantu mewujudkan perencanaan pengelolaan bentang
lahan yang tahan iklim untuk mendorong kelestarian lingkungan dan
meningkatkan produktivitas dan daya saing daerah.

➢ Lokasi yang dipilih dalam kegiatan Land4Lives adalah daerah-daerah yang
memiliki keberagaman ekosistem yang di dalamnya termasuk ekosistem pesisir
yang rentan terkena dampak perubahan iklim.

➢ Land4Lives akan menghimpun data, metode dan alat bantu untuk mendukung
proses analisa dan kajian terhadap ketahanan dan kerentangan pangan di tingkat
sub-nasional.

➢ Kesetaraan gender dalam pemenuhan kebutuhan pangan dilakukan dengan
menerapkan skema agroforestri yang sejalan dengan konsep Pekarangan Pangan
Lestari di mana pemanfaatan lahan pekarangan, lahan tidur dan lahan kosong tak
produktif sebagai penghasil pangan dalam memenuhi pangan dan gizi rumah
tangga serta berorientasi pasar untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga.

➢ Kegiatan di tingkat tapak mengutamakan penguatan kapasitas masyarakat miskin
dan perempuan dalam aktivitas pertanian dan pemenuhan kebutuhan pangan
akan mampu berkontribusi dalam mengurangi kerentanan dan memperkuat ketahanan di tingkat rumah tangga.**{juli br}

sp biro ap setda ntt