Anita J.Gah Dan Kementerian Pariwisata RI Gelar Sosialisasi Promosi Pariwisata NTT “Pariwisata NTT Harus Bangkit!”

Nasional Pariwisata Budaya

NTT, Top News NTT■■ Perhatian dan keseriusan Anggota DPR RI Dapil NTT 2 Fraksi Partai Demokrat Anita J.Gah,SE yang duduk di Komisi X dan pariwisata sebagai salah satu bidangnya kembali menggelar sosialisai marathon selama dua hari pada Jumat & Sabtu, 9 dan 10 Agustus 2019 di Aston Hotel Kupang, NTT.

Setelah pada Jumat, 9/8/2019 bersama Kemneterian Pariwisata Deputi Bidang Pengembangan Potensi Destinasi Pariwisata  menggelar Sosialisasinya bagaimana cara pengembangan potensi destinasi pariwisata, Sabtu, 10/8 kembali Kementerian Pariwisata dengan Sosialisasi Pengembangan Pemasaran Pariwisata NTT bersama Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran Regional III Kementerian Pariwisata RI Tazbir Hasymi, S.H,M.Hum Mantan Kadis Par Yogjakarta.

Dalam sosialisasi ini Tazbir Hasymi menjelaskan tentang  strategi promosi pariwisata dengan mengundang Strategi Promosi Pariwisata di wilayah Bali, Yogjakarta dan beberapa wilayah lain yang sudah sangat maju dan jadi icon pariwisata dunia bagi Indonesia.

Dalam sambutan sekaligus membuka sosialisasi ini, Anita nyatakan bahwa DPR RI pada intinya sangat mendukung penuh pembangunan pariwisata di NTT bersama Kementerian Pariwisata RI  lewat program Sosialisasi Pengembangan Pemasaran Pariwisata NTT

“Data Kementerian Pariwisata sebagai pembanding, menjelaskan bahwa jumlah kunjungan wisatawan di Thailand, Singapura, dan Malaysia dan negara Asia lain sangat tinggi. Namun kunjungan wisatwan ke Indonesia sangat rendah. Apalagi ke NTT. Bahkan mirisnya Kota Kupang hanya sebagai tempat transit bagi wisatawan yang lebih memilih pergi ke kabupaten lain seperti Labuan Bajo, Sumba, Rote, TTS. Dan hal ini terjadi akibat Kota Kupang belum memiliki destinasi unggulan dan atraksi menarik yang menjadi alasan tinggal bagi wisataaan. Dan ini kondisi yang menyedihkan mengingat Kota Kupang adalah ibu kota Provinsi NTT. Haruanya transaksi ekonomi bidang pariwisata berputar disini.  Oleh karena itu dalam sosialisasi ini diharapkan ada input berupa usul saran dan kritik dalam bagaimana menyusun strategi pemasaran bagi pariwisata NTT, khususnya Kota Kupang.

Data pembanding jumlah kunjungan wisatawan dengan negara lain adalah sebagai salah satu motivator bagi Pemerintah Indonesia, Pemda NTT dan Kota Kupang secara khusus untuk mengelola potensi pariwisata di Indonesia, Di NTT dan Kota Kupang agar mampu meningkatkan jumlah kunjungan, sehingga menggerakkan ekonomi kerakyatan dan mampi mampu mensejahterakan masyarakat Indonesia. Khususnya di NTT.

” Seharusnya negara kita bisa sejahtera karena kita punya sda yang sangat besar dan beraneka ragam. Namun kita hanya menjadi penonton. Pengelola orang asing semua.” Tanda Tazbir.

Khusus untuk NTT, Tazbir menyemangati bahwa dengan Program Gubernur NTT yang ingin menjadikan Pariwisata Sebagai Lokomotif Perekonomian Masyarakat NTT, maka pemda NTT harus menggali potensi baru di Indonesia, terutama NTT dan Kota Kupang sebagai ibu kota provinsi NTT.

Ia mengungkapkan dijenis strategi  pemasaran pariwisata harus lebih tinggi dari pada pembangunan destinasi pariwisata. Dalam aspke Pemasaran yang berisi (destinasi, origin dan time), promosi (branding/PRing), advertising dan Selling),  dan media (paid media, owned media dan sosial media) agar pariwisata NTT bisa maju.

“Branding pariwisata Indonesia  adalah Wonderfull Indonesia dan Pesona Indonesia dan harus dikembangkan dengan baik. Branding pariwisata NTT adalah Komodo. Pemda NTT harus bisa menggali lagi potensi lain untuk dikembangkan. Untuk dijadikan brand. Pemerintah pusat akan dukung dengan perjuangan yang sudah dilakukan oleh ibu Anita Gah di Senayan sebagai wakil NTT. Harus bersambut gayung bekerja seirama dengan program bapa gubernur NTT. Agar komitmen “NTT Bangkit, Maju dan Sejahtera” lewat program Pariwisata sebagai leading sector perekonomian masyarakat NTT benar terwujud. NTT harus membuat branding baru yang  bisa menahan wisatawan tinggal lebih lama dan habiskan uang di NTT. Misalnya di Pulau Komodo sebagai icon pariwisata NTT. ”  Ujar Tazbir menyemangati.

Hal penting yang harus ada pada Kepala Daerah di NTT, menurut Tazbir,  adalah “Komitmen” dengan semua kepala daerah untuk membangun pariwisata,  lalu “krearifitas” untuk membangun pariwisata NTT, bagaimana menghabiskan uang wisatawan dengan terhormat yaitu dengan jualan potensi pariwisata andalan. Semua segi kehidupan manusia bisa dijual. NTT dan Kota Kupang punya laut dan pantai, dengan membuat pantai bersih dan nyaman asal jujur dalam menjual, maka wisatawan akan tinggal lebih lama dan habiskan uang di NTT. Di Kota Kupang juga harusnya pemkot bisa buat wisatawan tinggal dan habiskan uang, bukan hanya jadi tempat transit saja.” Tandas Tazbir lebih lanjut.

Salah satu contoh program yang dapat ikut mensejahterakan masyarakat NTT lewat pariwisata adalah  Revitalisasi rumah rakyat sebagai penginapan, dengan dukungan anggaran dari pemerintah, sehingga wisatawan bisa menginap dan masyarakat menerima langsung manfaatnya. Ini baru pariwisata yang berpihak pada masyarakat. Masyarakat bisa menyewakannya dengan harga yang layak. Dengan program ini,  mental masyarakat terhadap wisatawan atau hospitality akan dibina untuk siap menjadi masyarakat pariwisata.  Masalah utama kegagalan pengelolaan pariwisata adalah managerial.

Masalah pembangunan sarana pariwisata juga tidak tepat sehingga pemasaran tidak maksimal.

“Strategi promosi pariwisata daerah adalah  promosi destinasi, pengembangan event dan penjualan paket wisata. Dan semuanya bisa dilaksanakan jika pemerintah menyiapkan sarana prasaran pendukung yang layak bagi kebutuhan wisatasan di daerah wisata. Kemasang yang bagus dan menarik akan membuat wisatawan tertarik untuk datang dan menikmati serta tinggal lebih lama dan habiskan uang mereka disini. Dan akan jadi promosi hidup dan gratis bagi pariwisata NTT ke luar negeri dari para wisatawan yang sudah dijamu dengan baik di NTT.” Ujar Tazbir memberi masukkan. ■■ Juli BR